Surat Untuk Seseorang (1)

Untuk,

Dia

Dear, ...

Maaf untuk yang kesekian kalinya. Kali ini, aku menyesal. Menyesal karena segalanya telah terlambat. Bagaimanapun juga, aku harus memulai semuanya dari awal. Tapi, mulai dari mana?

Jawaban itu terus terang masih terngiang di kepalaku. Untuk mencari jawabannya, aku butuh bantuanmu. Tapi, untuk kesekian kalinya, aku ingin lagi mencoba untuk menyapamu, dengan segala kekuatan yang aku miliki. Bagaimana pun juga, kau harus memerima dan menjawab pertanyaan barusan yang aku katakan. Ayolah, kamu jangan menaggap aku seperti dulu, yang suka jahat kepada yang lainnya, tanpa memikirkanmu dan serba salah tidak mengerti perasaanmu. Maaf untuk kesekian kalinya. Kali ini, aku memanggilmu di sini. Bagaimana, apa kau mendengar suara seruanku?

Kali ini, untuk harapan kedua, aku harus berubah, mencari segala sesuatu untuk menyatukan kisah ini yang masih lama menjadi kepingan puzzle. Sudah lama tidak menyatukannya. Dari dulu, kita selalu begitu. Mempermainkan perasaan di atas awan, lalu disitu kita main lompat-lopatan. Seperti trampolin yang kita anggap seperti itu. Tapi, kepingan puzzle itu perlahan lahan menghilang dan terselip entah dimana. Setalah lama aku mencari, ternyata sisa satu kepingan puzzle itu ada di kamu. Ternyata kamu yang mengambilnya. Mencoba untuk aku yang menyapamu laku mengambilya. Ya, ini seperti permainan antara cinta dengan hiburan. Seperti hati yang selalu kita permainkan dengan sakit. Mencoba pelan pelan untuk melangkah agar tidak terbang tinggi dan jatuh terlalu keras. Ya, ijinkan aku mengambilnya. Lalu aku mencoba untuk menyusunnya. Jika semuanya terpasang, maka disitulah suatu wajah mu terpancar di kepingan puzzle tersisa yang telah lama aku cari. Dan disitu, segala cerita mulai bangkit dengan perlahan lahan agar tumbuh menjadi sempurna. Ya, aku ingin menjadikan cerita kita menjadi sempurna, jika saja ada dan aku bisa menemukan kepingan puzzle itu. Semoga.

Kau, maukah menjawab semua pertanyaanku itu? Maukah kau memberikan salah satu yang tersisa kepingan puzzle yang tertidur pulas di pelukanmu itu? Dan maukah kau mengulangi segalanya dari awal? Tanpa kau, hidupku menjadi semakin rumit setelah aku menyadari, dari awal. Ternyata hidupku penuh dengan pikiran tentang senyuman yang terukir diwajahmu di masa lalu itu, membuat hatiku tersayat pisau bermata dua ketika mengingatnya kembali.

Dan, semoga kau mengingat aku lagi, setelah sekian lama kau melupakanmu, dan aku melupakanmu juga, setelah sekian lama waktu itu kita berpisah selamanya. Tapi, tidak untuk hari ini, aku mencoba untuk bangkit kembali, semoga kau diseberang sana bangkit juga, dan kedua belah tanah ini yang memisahkan kita. Kita harus sama sama mendorongnya dan menyatukannya, seperti cinta yang mencoba untuk mengisi jiwa kita yang masih ada kembali.

Ini aku,

Seseorang

2 Komentar:

Vall. mengatakan...

Nee, kimi, postingan ini realita ka? Keren! Isi nya mendalam, postingan-postingan yang sebelumnya juga bagus-bagus~! Ditunggu post yang lain lagi ya!

nyunyuk mengatakan...

Oke, sip! :)

Posting Komentar