"Love is a piano dropped from a fourth story window, and you were in the wrong place at the wrong time."
Dari jarak yang tak menentu, aku selalu mendengar suara tiap frekuensi dari ketikan-ketikan sebuah tangan dan mengalir dengan tenang, bagai arus air di sungai besar. Aku merasa tenang karena iramanya. Tanpa penyanyi, hanya suara instrumen. Tiap not-not balok dengan tangga nada yang berbada berbaris melewati lekukan-lekukan jalan untuk mengirimnya kepada telingaku. Entah, telinga yang masuk dari kanan ini tidak keluar dan bebas ke telinga sebelahnya, kiri. Mencoba menggelengkan kepala dengan pelan seirama dengan alunan lagu yang menggantung. Mencoba menggoyangkan dengan pelan bersama. Mereka mengikutiku, menyatukan ketukan, suara, dan gerakan berpadu menjadi satu. Lagu slow yang membuat suasana menjadi damai, tenang, dan sunyi ini membuatku untuk terus melanjutkan tulisanku yang sekarang masih ditengah perjalanan melewati dinding blok yang amat tebal, karena pikiran yang teraduk-aduk menjadi susah untuk mengingat kembali, kian senyap dan menghilang di sini. Hanya sedikit yang tersisa, yaitu bayangan yang terasa pudar.
Hey, biarkan aku terbawa suasana ya! Aku membayangkan berada di taman hijau, menyentuh mereka sambil berjalan di hamparan tarian lemah gemulai dan suara desisan alang-alang. Sulur-sulur angin membuat mereka manari dibawah tanah. Tak disangka, embun sejuk membuat aku semakin terpesona memandangi mereka penuh dengan kedamaian. Tak lupa mentari menghiasinya juga.
Whuussshh Mereka seketika lenyap dari ingatanku, terserap oleh bayang-bayang. Entah mengapa ini bisa terjadi? Saat telinga ku pasang dengan cermat, ternyata alunan suara instrumen piano itu menghilang sekejap mata. Berhenti menjadi hampa. Kemana suara itu pergi? dan kenapa suara itu menjadi tiada? Memikirkan sang suara berlari entah ke mana. Mungkin bermigrasi ke suatu tempat karena bosan dengan tempat yang dulunya rongsokan ini kian telah direnovasi menjadi indah. Aku terkejut. Berlari memutari jalanan yang berkelok-kelok tempat suara dalam not-not balok itu berjejer melintasi alur itu. Aku berlari mengikuti jejak semerbak aromanya yang masih tersisa. Menutup tulisan yang hampir mencapai tingkat tertinggi dengan menandainya sebagai pembatas sampai mana aku terakhir menulisnya.
Pembatas buku sakura. Seharusnya kau menghiasi kedamaian dan keindahan di taman hijau itu sebelumnya. Seharusnya kau sudah dari tadi menyimpan alunan suara ketukan piano itu dengan menyerapnya di dalam setiap helaian kmahkotamu dan menjadi bewarna merah-muda. Seharusnya, di taman hijau bersama matahari, alang-alang, dan angin, kau terbang bebas terkena hembusan angin yang membuatmu melayang tanpa sayap, tanpa pundi-pundi udara seperti burung pada umumnya yang berkelana pergi menginjak awan.
Berhenti sejenak dengan diperlambat beraturan. Seharusnya aku tidak menandai tulisanku itu sebagai pembatas. Bunga sakura, aku rela kepadamu untuk menandainya, sehingga kau terlindas buku dalam ketikan tulisan itu menjadi rata dan remuk berdarah seperdebitnya. Maafkan aku, aku telah membuatmu menjadi tertidur selamanya. Seharusnya, aku tetap menyimpannya dalam lembaran buku dan tidak menutup bukunya agar kau tetap menetap di situ.
Tinggal sedikit lagi untuk menggapainya sebelum buku itu tertutup. Haaap, dapat!
Kau selamat bunga sakura, walaupun hanya sehelai saja yang ku dapat. Tetapi, jiwa dan hatimu masih ada tersisa di dalamnya. Sepertinya, kau memanggilku, tanda bahwa kau masih hidup.
Buku yang bisa ditulis, ajaib.
_________________________________________________________________
#nowplaying: JKT48 - Sakura no Shiroi
Angin lembut musim semi, dari mana berhembus...
Jalan yang biasa ku lewati
T'lah mulai berganti warna...
Kebahagiaan dan kesedihan berlalu bersama musim...
Aku mulai melangkah pada jalan yang baru...
Reff 1
Helai Bunga Sakura...
Penanda perpisahan...
Di saat tangan melambai-lambai
Teringat wajah teman-teman...
Helai Bunga Sakura...
Penanda air mata....
Supaya waktu berharga ini
Sampai kapanpun tak akan terlupakan..
Bila menatap ke langit, aku menjadi tahu...
Panjang jalan yang luasnya berlanjut jauh
Tiada berbatas...
Hari cerah pun, hari hujan pun
Esok pasti akan datang
Lalu sambil tersenyum, ayunkan satu langkah..
Reff 2
Helai Bunga Sakura
Penanda masa depan...
Agar mimpi yang pernah terlihat dapat kita ingat kembali..
Helai Bunga Sakura...
Penanda harapan...
Dari pada menyerah percuma
Mari kita membuka lembaran baru...
Reff 3
Helai Bunga Sakura...
Penanda dari hati...
Cahaya masa muda berkilau menembus daun menyilaukan...
Helai Bunga Sakura...
Penanda hari itu...
Semua akan tak akan lupa
Mimpi yang telah mekar dengan sempurna... [Sumber]