Love At Spring (4)

Baca: Love At Spring (3)

Nightmare 



Pic. from [here]
Aku terbangun, ku buka mataku dengan pelan-pelan. Aku melihat pemandangan sekitar. Aku berada di sebuah pinggir jalan, dengan sinar bulan yang sirna serta lampu-lampu di sekitarku tak terlalu gelap. Seperti waktu tengah malam. Aku takut akan kegelapan di malam hari, tubuhku bergemetaran, aku merinding, jantungku berdebar-debar. Tiba-tiba, sesosok orang yang sedang berjalan, memakai celana jens warna biru, dan baju kaos bewarna merah sedang berjalan menghampiriku. Aku takut, aku harus bagaimana. Lama-kelamaan dia semakin cepat menghampiriku, aku terkejut setengah mati. Berlari secepat kilat tuk menghindarinya. Nafasku menghembus dengan cepat ngos-ngosan, jantungku masih berdebar-debar dengan kencang, detak-nya tak sebanding dengan sebelumnya. Akhirnya aku sampai di belahan apartemen menjulang tinggi. Aku terjebak, aku harus bagaimana? Tamat sudah...

Orang yang menghampiriku tadi itu menemukan aku di jalan sempit ini. Dia menoleh ke aku, dan langsung berjalan mendekatiku. Aku takut, tak bisa bergerak karena daerah ini sempit. Aku tak dapat berteriak meminta tolong, serasa mulutku terkunci olehnya, aku hanya berharap meminta pertolongan.

Dia mendapatiku. Memegang kedua pundakku dengan kedua tangannya, menatapku dengan polos. Lalu, dia mengucapkan kata bahwa ia ingin menjadi pacarku. Aku terkejut oleh katanya, aku hanya terdiam memikirkannya. Perasaanku, aku sudah mempunyai pacar, entah siapa namanya. Wajahnya tak bisa ku bayangkan, terasa masih samar-samar. Ku berpikir keras tuk terus mengingatnya, tetap nihil. Padahal, aku tak melupakannya.

“Aku menyukaimu. Kau mau menjadi pacarku?!” Suaranya memanggilku sekaligus bertanya. Dia memegang kedua pundakku.
“Apa!? Aku nggak mau! Aku nggak mau jadi pacarmu!!!” Akhirnya, mulutku bisa membuka dan mengeluarkan suara maut dengan sekeras-kerasnya.
“Kau harus jadi pacarku! Aku telah lama mencintaimu!”
“Tidak...! aku tidak mau menjadi pacarmu!”

Ia menyerah, lalu melepaskan tangannya dari pundakku. Tangan kanannya mengarahkan pada saku celananya. Mengeluarkan sebuah pisau tajam yang berkilauan. Dia menunjukkan pisaunya kepadaku. Aku merinding, hanya bisa berteriak sekencang-kencangnya.

“Kalau kau tidak menjadi pacarku. Aku akan membunuh kau!”
“Nggak! Nggak! Nggaaakk...~!” Aku mengucakannya sambil menggelengkan kepalaku pelan-pelan dari arah kanan ke kiri, begitu seterusnya.

Pisaunya mendekati aku secara perlahan, dikendalikan oleh pemiliknya. Pisaunya mengarah ke bagian perutku, mataku juga melihat pisau itu mau menusukku. Perutku terasa memundur, dilakukan oleh saraf-sarafku.

Pisaunya langsung menusukku. Sebelum menusukknya, aku langsung berteriak dan menutup mataku. Gelap menyelimutiku.

“Tidak~!”
“Haaaaa....~!” Aku langsung terbangun dari tidurku. 
"Hah, ternyata mimpi saja." Dia baru teringat, semalaman ia tertidur, lupa menyuci kaki, dan lupa mandi malam.
"Pantesan saja, aku bermimpi buruk gara-gara kelupaan mandi, cuci kaki, sama baca do'a."

Aku kembali berpikir tentang mimpi yang barusan terjadi. Aku tak menyangka mimpi itu sangat buruk. Sampai-sampai aku mau sekarat dengan darah mengalir kemudian memenuhi kepalaku. Apakah ada maksud dari mimpi tersebut? Apakah aku terlalu memikirkan Kiki dan jangan sampai direbut oleh gadis lain?

Barusan tadi itu apa? Aku bermimpi seseorang mau membunuhku dengan pisau tajamnya. Siapa dia? Sepertinya aku mengenal dia... Hah! Itu pacar lamaku, jangan-jangan ia mau memperebutkanku dengan segera, agar tak medapatkan lelaki lain. Yap, aku pernah putus dengannya, karna ia sudah mulai nakal dan membuat aku sakit hati. Sekarang aku memilih Kiki, dia baik hati. Gara-gara surat tanda maaf dia, aku sekarang menerimanya. Aku harus segera pergi ke Cafe secapatnya, agar pacar lamaku itu tak mendapatkanku lagi, sebelum aku pergi ke Cafe bersama Kiki.

Bersambung ...

Love At Spring (3)

Baca: Love At Spring (2)

Pikiran Padanya



Sejak aku mengirim surat itu kepadanya, aku mulai merasa berubah, perasaan ini mulai tenang, seperti tak ada lagi dinding pembatas antara aku dan dia, serasa hati ini menjadi nyatu, susana hangat ini terasa sekali sampai sekarang, mungkinkah dia sudah menerima surat tanda maafku, atau dia belum menerimanya?, karena mungkin aku ini masih belum berubah, dengan ber-do’a, pasti terkabul. Yap, hanya itu saja salah satu jalan pintas yang paling cepat, untuk sampai ke hatinya Kiki. Mulai sekarang, aku harus bertemu padanya di Cafe kemarin! Sesuai janji-ku pada surat yang ku kirim tadi.

Hari itu malam, baru menjelang petang, sekitar jam 8-an. Ibuku menyuruhku untuk makan bersama, tapi telingaku tak mendengarkannya, kaki ini terus bergerak tak berhenti terus ke kamarku. Maaf, bu. Aku menghiraukanmu, aku sekarang sedang capek bu, biarlah aku berbaring sejenak di tempat sunyi ini tak ada suara, hanya suara hembusan angin yang menghempasku. Angin itulah, yang membuat aku menjadi segar, karena kesejukannya.

Aku masuk ke kamar, melepaskan tas kecilku yang selama tadi masih melekat di lengan kiriku, lalu langsung meloncat dan mendarat pada kasur empukku yang bewarna pink strawberry. Aku masih terlentang, ku putar tubuhku ke kanan, kupikirkan selama aku dekat sama dia, banyak penyesalan yang terjadi padaku. Ku pikirkan wajah senyumannya kepadaku , bahkan ku eja setiap senyumanmu itu, dari gerak-gerik kamu, menyimpan hangat yang tak pernah dilupakan memori, tak dapat menghapusnya di otak begitu saja, hati hangat ini kan terus bertahan, selama kita selalu dekat, maka semakin kita dekat, hangat itu kan terus bertambah. Di sini tak ada turun salju yang membuat suasana hangat disekitar kita malah terhapus oleh dingin salju. Tapi, untunglah, di Indonesia ini musim Tropis, musim hujan dan musim kemarau, pasti di salah-satu sisi itu ada yang menyimpan hangat di antara kita.

Huuuuh... Aku memikirkan terus wajahnya yang tampan itu, sampai-sampai wajahku memerah, yap, agar bewarna pink. Apakah ini arti cinta? Bagaimana jika aku berkontak langsung dengan jarak dekat, saling bertatapan dengan tiap senyuman indah, tanda itu akan sayang pada pasangannya? Pasti aku terdiam seperti batu, tak bersuara sedikitpun, pipiku memerah, pink  ke merahan, hanya wajah memerah dan tubuh greget yang ku alami pada saat kita bertemu. Tubuhku menjadi dingin, seperti demam panggung, dan pikiran yang mau terlintas di kepalaku untuk pertunjukkan pun kosong tapi tak dirasuki oleh makhluk halus. Aku bingung, aku harus melakukan apa???! Ah, lupakan akan hal itu, biarkan saja berjalan seperti biasanya. Slow saja Alya...



"Suratnya itu, panjang sekali. Aku menyukainya. Bagaimana dia bisa menulis surat sepanjang itu? Gambar yang ia pasang di surat itu terlihat bagus. Jadi, nggak terlihat sepi hanya dengan tulisan-tulisan aja. Berkat gambarannya, tulisan itu sekarang memiliki teman. Teman dari aku dan gambar. Kami akan bersamamu tulisan sampai kapanpun."

Lalu, surat itu aku simpan di laci mejaku. Kan menetap di sana selamanya dan tak akan pernah hilang. Selamanya...

#Akhirnya, beban ini sudah hilang bebas dariku

" ... Maafkan aku ya, Kiki. Semoga tidur ini bisa lebih, lebih, dan lebih tenang karenamu. Bantal yang menggumpal, seprai yang empuk, dan selimut yang hangat dan lembut ini bagaikan kamu yang melindungi aku dari tidurku, bagai pelukanmu kepadaku yang hangat ini agar aku terjaga dari tidur. Terima kasih Kiki, kau telah melindungiku sekarang ... "

aTubuhkT
*Tertidur*


Pic. from [here]
Bersambung ...

Love At Spring (2)

Baca: Love At Spring (1)

Surat Tanda Maaf



Hari ini hari Minggu. Pagi yang cerah, sinar matahari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur. Suara ayam berpadu dengan suara burung, menjadi suara yang khas, dan suaranya yang merdu. Alya terbangun dari tidur lelapnya, menaikkan tangannya ke atas untuk menghilangkan keramnya sehabis tidur. Lalu, ia menguap #Huaaammmh... Bangkit dari kasurnya, dan segera mandi. Ia teringat sesuatu, bahwa dia memarahi kekasihnya. Dan ia masih merenung dengan hal itu. Tapi, dia tak bisa memberi kabar kepadanya, ia masih takut. kenapa aku memarahi dia! Itukan salah dia! Jadi, nggak masalah buatku! Aaarrhh, lupakan tentang dia...

Ia keluar dari rumahnya, melihat suasana pagi ini yang sejuk, membuat hati dia merasa nyaman. Sesekali ia melihat kotak surat, siapa tahu ada surat.

Ia terkejut, setelah mengambil dan melihat surat itu, yang terdapat pada lem-man amplop itu ada bentuk Love. Apakah ini surat Cinta? Menyatakan perasaannya kepadaku dengan malu-malu melewati mulut? Hmmm... Jangan-jangan ini dari Kiki? Ya sudah, aku terima dan buka aja.

Ku buka amplop itu, berisi kertas tulis, dan dilipat menjadi dua, dan kubuka. Lalu, kubaca dengan cermat, dan teliti. Ternyata benar, ini surat dari Kiki.

From : Kiki Haryanto
To : Alya Pratnasari

“Dear Alya, aku mencintaimu, dengan seluruh perasaanku ini. Aku benar-benar mencintaimu lebih dari itu. Dan sekarang aku ingin berubah, berubah dengan total. Memang, sekarang ini aku sedang sibuk dengan dunia, dan bagaimana dengan kesibukan akhirat nanti? Aku takut akan Neraka, dengan api yang panas membara yang siap menyantap orang yang jatuh kepadanya. Surat ini pertanda aku ingin memaafkan diriku sendiri, yang selama ini melupakan kamu, karena kesibukan dunia.Sebenarnya aku mencintaimu dan menyukaimu. Tapi, malah aku melupakanmu, aku bersalah, menyesali perbuatanku sekarang, yang selama ini aku enggan mengirimkan kabar lewat SMS, Menelepon, dll. Dan kesempatanku adalah lewat surat ini saja, agar kau bisa menerima pernyataanku ini, daripada melewati SMS dan telepon, pasti kau tidak akan menerimanya.”

“Yang dulunya kita selalu bergandengan tangan dan berhadapan kontak dengan mimik ceria, akan tanda sayang. Seperti tali yang selalu terikat kuat antara kita berdua, itu tanda akan kasih sayang antar kita berdua, yang artinya selalu bersama, tak akan pernah putus. Tali itu kuat, entah nama tali itu apa namanya. Sekarang, kita berjauh, berjauh dengan amarah, kesedihan, kepedihan, keperihan, kesakitan, dan penyesalan yang kita berdua alami sekarang ini. Sekitika tali itu putus, entah yang memutuskan itu siapa, bagi aku, yang memutuskan tali itu adalah kita dengan amarah, dan yang lainnya seperti yang ku sebutkan di atas. Tapi, bagaimana kita harus menyatukan, mengikat tali itu kembali seperti semula, yang sekarang putus itu?”

“Dan cinta, berbentuk hati atau Love, itu tanda arti cinta, cinta adalah Love. Warna pink kesukaanmu itu adalah lambang arti cinta, sesuai dengan warna bentuk Love itu. Love itu akan tetap menyatu, jika kita saling mengerti perbedaan antara kita. Dan jika Love itu terbelah menjadi dua, dengan retak berhadapan, hubungan antara kita tidak berjalan dengan baik dan masih belum mengerti perasaan masing-masing, dan perasaan kita belum menjadi satu. Jadi, pilihan kita adalah Love terbelah dua itu. Bagaimana kita harus menyatukannya? Ayo! Alya, kita harus menyatukannya dengan mengerti perasaan kita masing-masing dan perasaan itu harus menjadi satu!”

“Bagaimana, Alya? Maukah kau memaafkanku? Maafkan aku, selama ini aku menghiraukanmu, bukannya aku tidak sayang sama kamu, tapi aku sayang sama kamu. Sekali lagi, maukah kau memaafkanku?”

I Love you so much! Baby
I Miss you so much! Baby
I Need you so much! Baby
Aku ingin jawaban darimu, dengan secepatnya! ^_^

Pic. from [here]

Kekasihmu,


Haryanto, Kiki



Selesai membaca. Tiba-tiba aku tersipu, setelah selesai melihat surat dari Kiki, kekasihku. Ia menangis sedikit-demi-sedikit mengalir mengeluarkan air mata, menangis sambil bahagia, ternyata kekasihnya tetap tegar, walaupun aku tampar dia sekeras-kearasnya tanpa belas kasih.

Aku berlari dengan cepat, langsung masuk ke rumahku secepatnya, masuk ke kamar, dan mengambil kertas selembar yang tergeletak di meja, serta pulpen yang terselip di bukuku, dan tak lupa amplop dari lemariku. Yang pastinya aku tulis dengan perasaan bahagia. Bahagia yang dapat menular virus ini kepadanya. Virus yang berdampak baik baginya. Aku dapat merasakan kebahagiannya dengan surat ini sebelum aku mengirimnya.

Surat yang aku buat sudah selesai. Ku masukkan kertas tulis selembar itu ke dalam amplop, tak lupa dengan menulis pengirim dan penerimanaya, agar diketahui. Kertas itu kulipat menjadi dua terlebih dahulu, dan ku masukkan lagi ke dalam tas kecilku. Habis itu, aku secepatnya mengirim surat dari aku ini ke dia dengan secepatnya, ku berlari dan menduduki kursi motor, ku nyalakan mesinnya, tak lupa aku berdandan dulu agar terlihat rapi. Dan ku tancapkan gas, melaju seperti kilat tak terlihat...

Sampailah di rumahnya, ku lihat rumahnya sambil menganga... Ku lihat belantara rumput-rumput, semak-semak, serta tumbuhan yang dibentuk menjadi bulat habis dipotong memakai gunting yang khusus untuk memotong rumput, rumah yang mewah, dengan air mancur yang indah, dan tak kalah menakjubkannya dengan rumahku. Dengan batu-batuan besar yang menempel kuat bersama semen itu, air mancur yang terngiang di telinga, ikan-ikan koi yang cukup banyak. Membuat suasana disitu menjadi sejuk, membuat hati tenang, dan seperti di pagi hari saja.

“Ups!... Aku sempat bengong, gara-gara melihat pemandangan rumah Kiki” Aku menutup mulutku dengan tangan kiriku dengan setiap jari tegak lurus. Aku membuka tas kecilku, ku ambil amplop yang ku tulis tadi, dan memasukkannya ke dalam kotak pos yang berada di samping kiri pagarnya yang cukup besar. Lalu, ku berharap, dia akan membaca surat tanda terima kasih dan permintaan maaf juga kepadanya, agar kita berbaikan, dan hati kita harus menyatu menjadi satu, dengan perasaan yang sama. Saling senyum memandang mata kita, mengirimkan suasana hangat ke dalam hati, jiwa, pikiran, dan perasaan.


Bersambung ...

Harapan Pada Awan Putih

Pic. from [here]
Aku naikkan kepalaku dan aku melihat langit biru penuh dengan gumpalan awan memancar seperti bantal yang empuk. "Wow, indahnya mereka, berjalan memutari langit tak akan habisnya. Kapan aku akan pergi ke sana, dengan sayap bercahaya nan bersinar." Aku hanya manusia biasa yang hanya memiliki tulang belakang, hanya dapat berdiri tegak. Kapan aku akan menapaki dan tidur nyenak di gumpalan awan itu? dan bermimpi indah sampai air liur keluar dari mulutku, apakah aku sedang mimpi makanan enak? Bagaikan dulu sampai sekarang aku seperti burung lainnya yang terbang bebas melintasi angkasa tapi tak dapat sampai pada awan itu. Aku merasa iri, aku yang tidak memiliki sayap, hanya mereka yang mememiliki sayap, sangat nggak level. Beda ukuran dan beda organ tubuh. Tapi, aku tetap bersyukur karna ini anugrah dari Tuhan. Walaupun beda derajat.

Asap pabrik yang keluar dari cerobong asap yang besar bulat sedang buang angin di sembarang tempat, baunya  dapat menyebar ke segala tempat di sekitarnya, membuat orang yang mencium akan menutupi hidungnya. Asap pabrik itu naik ke atas bersamaan angin yang mendorongnya, lalu bertemu dengan awan putih lainnya dan menggabung menjadi satu awan bewarna coklat yang bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Warna coklat itu sangat berbeda dengan awan pada saat mendung atau pada saat Guntur datang. Yang keluar dari awan juga berbeda, kalo awan coklat mengeluarkan hujan asam yang bisa membuat kehidupan dibawahnya menjadi tercemar dan awan hitam mengeluarkan Guntur yang dahsyatnya keras dan hujan turun dengan deras. Awan yang selalu menyembunyikan air matanya dari uap air yang naik dan terhisap oleh awan. Sampai saatnya datang, tidak dapat dibentung lagi. Dan begitulah, mereka melakukannya lagi, dan lagi. Tak lupa, mereka berdua selalu memancarkan pelangi tujuh warna sehabis hujan, aku kan terus menantikan kedatangan mereka selalu.

Jadi, bagaimana aku bisa menetap di awan putih menggumpal itu? Dengan mempunyai sepasang sayap.

Hujan Bikin Galau

Aku sedang berdiri di teras rumah sambil menggendong payung yang terpaku pada pundakku sejenak memandang langit yang penuh dengan rintik-rintik air berjatuhan secara rame-rame. Disitu aku terbayang akan berbagai kesedihan, dan akhirnya menjadi kegalauan, ditambah dengan hujan ini. Hujan yang kita tak bisa bebas terhalang olehnya, huja yang membuat aku sedih dengan pikiran yang sedih, hujan yang selalu ku pandang dengan rintik-rintiknya bagaikan air mata yang menetes berkali-kali tak ada habisnya yang sedang ku alami ini. Pandanganku kabur olehnya, kulihat pohon menjadi kabur seperti embun di pagi hari dengan tetesan air menggumpal bagaikan air di daun talas yang selalu menetap di sana dan tak akan berpindah tempat. 

Gara-gara hujan, aku jadi galau karenanya. Tolonglah, hujan ini akan hilang di hadapanku dengan rintik-rintiknya berjatuhan seraya dengan air mataku yang mengalir, biarkan aku bebas tak adanya. Biarlah air itu menyerap tanah yang kering tandus mengisi kekosongan dengan air hujan itu. AKu berharap, nampaknya sebuah pelangi indah bewarna-warni dengan pantulan sinar tujuh warnanya, seakan dibalik hujan yang bikin galau itu menjadi senang saat moment terakhir yang indah seperti timbulnya pelangi usai hujan. Tampaklah matahari di ufuk timur dengan sinarnya yang memancarkan menyilaukan. Yap, sekarang aku telah bebas dari hujan-sekarang aku telah bebas dari kegalauan-sekarang aku galau lagi karna hujan yang akan mendatang akan merajarela permukaan Bumi ini.


Pic. from [here]
Kok quote gambarnya malah sebaliknya?

Your Sound

Pic. from [here]
Suara yang melengking di ladang hijau ini
Terbawa oleh angin yang sepoi-sepoi
Suara itu menjadi kecil
Suara itu pun tak dapat menggapaiku
Ku raih tanganku tuk menggapai suaramu
Tapi, tidak bisa, suara itu pun menghilang terbawa oleh angin ribut
Ku kan terus berharap kan isi suara itu tahu
Sebenarnya apa yang dia bilang kepadaku?
Apakah sebuah kata-kata cinta untukku?
Apa kata-katamu? 
Aku tak bisa mendengar suaramu 
Ku kan terus mencarimu 
Demi hidup bersama dan bahagia selamanya

Music Lovers

Setiap kali aku beraktifitas atau bosan tak ada kegiatan, seringkali aku menyetel dan mendengarkan setiap lagu-lagu yang sudah ada saya simpan di hape dengan Micro SD berkapasitas 8 GB. Semua isinya lagu-lagu jepang yang saya suka dan tidak ada lagu-lagu barat. Di Indonesia, yang saya suka adalah JKT48, yap Idol Grup. Terkadang, pada malam hari beranjak tidur, seringkali saya mendengarkan lagu-lagu mereka dan secara tidak sadar saya tertidur. Sampai paginya, saya hilang ingatan tentang kapan lagu itu berhenti sendiri, mungkin kakak saya yang sedang main laptop dan sesudahnya memencet tombol panah yang berfungsi untuk mematikan lagu. Sistem pengaturan lagunya saya ganti menjadi:

  • Acak: Aktif
  • Ulang: Mati
  • Ekualiser: Normal
Bagi saya, musik itu adalah segalanya, mungkin itu hanya pendapat saya, setiap orang kan pendapatnya berbeda-beda. Pokoknya, hape itu kan terus ada di samping saya jika hendak tidur, nonton, dan lain-lain. 

Sikap saya terhadap lagu sangat aneh. Misalnya begini, saat mendengarkannya, seringnya nari-nari atau nyanyi keras-keras ngikuti lagunya sampai-sampai saya hafal semua lagunya. Ini benar-benar parah kan? mungkin di benak hati kalian aku ini orang gila. Nggak mungkinlah saya gila, buktinya saya nggak dibawa ke RSJ sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas, terus orang-orang pada nggak ngerti artinya, yang saya nyanyikan itu bahasa jepang. 

Mungkin bagia kalian saya ini disebut sebagai penggemar/fans JKT48 dan Music Japanese. Itu membuat saya senang terhadap pendapat kalian mengenai lagu-lagu JKT48 dan Jepang. Dan saya tidak suka dengan Lagu-lagu Korea (K-Pop) Kebanyakan orang suka lagu Korea. Bagaimana dengan Jepang? Atau kalian mau membuat Rival dengan JKT48 lagu Indonesia Vs. Music Japanese Vs. K-Pop? Terserah kalian, saya nggak mau beda-bedain musisi mereka. Kalo itu ya itu! Kalo dia ya dia! Nggak usah diurus, suka-suka kita! :)

Maka dari itulah, saya disebut Music Lover, karena suka dan setiap harinya dengarin mulu lagu-lagu Jepang dan JKT48. Sampai setiap harinya, orang tua saya marah-marah sama saya gara-gara nyanyi-nyanyi nggak jelas, padahal saya nanyi bahasa Jepang sama Adik saya yang marah marah juga ngeliat aku nari-nari nggak jelas dan pemutar lagunya dinyaringin. Awas kalian bilang aku Bencong! Tapi, saya berusaha untuk kembali normal seperti biasanya, memang amarah orang tua dan si adik harus dimengerti dan harus berubah. Kalo kakak saya nggak marah malah senang dengarin lagu Jepang, dia juga penggemar Jepang. Dia paling suka musisi The Gazette. Saya malah bertolak belakang nggak suka musisi tersebut.

Lalu, bagaimana dengan kalian yang suka lagu-lagu dengan musisi yang saya sebutkan di atas. Dengan komentar, kalian harus mengisi Nama band yang paling kalian suka, lagu yang paling kalian suka, dan dimana lagu itu dibuat, misalnya di Jepang, Korea, di benua eropa, dan lain-lain (Country)

Saya:
  • Musisi: Supercell
  • Lagu: Utakata Hanabi
  • Country: Jepang
"Music is a moral law. It gives soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination, and charm and gaiety to life and to everything." 
-Plato. Source

Go To Pendopo; Anti Narkoba, & Maskot Narkoba

Sebelumnya, saya di kelas lagi mengerjakan soal ulangan Fisika. Yah, sedikit susah, tapi semuanya diajari ibu guru kok. Dari bagian pilihan ganda pada beberapa nomor pun enggan saya mengerjakan, pada pake cara! Jadi, pada bagian tersebut yang bagi saya tidak memakai cara saya kerjakan. Selanjutnya bagian isian/ essay. Di bagian essay, semuanya di situ memakai cara. Akhirnya, saya selesai mengerjakan bagian essay nomor 1, 2, dan 3 saja, hanya nomor 4 dan 5 saja saya tidak mengerjakannya, saya agak sedikit lupa dengan berbagai rumus untuk soal tersebut. 

Pasti kalian pada bingung ini ulangan Fisika bab apa? Jawabannya, ulangan tentang Kalor dan Perpindahan Kalor, seperti Konduksi, Konveksi, dan Radiasi? Pancaran. Rumus-rumus penghitungannya sebagian banyak yang saya hafalin. Bagi saya, pelajaran Fisika itu pelajaran kesukaan saya dan Bahasa Indonesia. Di pelajaran itulah, saya sering mendapatkan nilai yang tuntas. Tapi, kalo Fisika palingan 80-an lebih, hehehe... Dan Bahasa Indonesia, kalo latihan dan PR ada yang dapat 80-an lebih, 90-an lebih, dan 100. Kalo ditanya tentang nilai ulangannya saya belum tahu pasti, karena ulangannya dengan praktek, jadi bagi saya agak sedikit susah. Tapi, dengan nilai memuaskan itu, di salah satu yang lainnya, saya juga mendapatkan nilai yang jelek, tapi tidak terlalu banyak nilai jelek itu yang saya peroleh, paling hanya 2 atau 3.

............................................................................................................

Saya masi berpikir pada soal lainnya yang saya lewati dan saya tidak mengerjakannya, masih berpikir keras tuk menyelesaikannya. Eh, tiba-tiba ada ibu guru yang namanya Ibu Ayu memanggil saya. Sebenarnya itu bukan ibu yang menjadi guru di kelas saya, entahlah di bagian guru untuk kelas apa, serasa saya dia mengejar pada kelas 7F. Akhirnya, saya menoleh dan berjalan menghampirinya. Jarak antara meja saya dan ibu sangat dekat, hanya jalan 3 langkah saya kepadanya.

Ternyata, ibu mengundang saya untuk menghadiri acara tentang anti Narkoba. Sebelunya, pada postingan sebelumnya, saya sudah membuat cerita tentang lomba Poster Narkoba itu. Dan sekarang ibu mengajak saya untuk melakukannya lagi. Yap, pastilah saya teman seumuran saya, dia diundang juga.

Tentang percakapannya saya lewati saja pada post ini, entar malah kepanjangan...

Setelah selesai nanya-nanya ke ibu guru tadi, akhirnya saya kembali ke kalas dan melanjutkan tugas ulangan Fisika yang belum terselesaikan. Satu jam kemudian, waktu habis, soal ulangan Fisika dikumpul. Di saat itu, saya masih belum bisa mengerjakan soal yang saya sebutkan tadi. Akhirnya, sebuah soal yang berisi tanda-tanya tak terjawab oleh sebuah huruf angka tuk menyelesaikannya. Bagaikan harta karun yang berisi tanda-tanya dan kunci tuk membukanya tidak ada di genggaman saya. Mungkinkah kunci itu hilang? atau dicuri?

............................................................................................................

Aku bangun di pagi hari. Saya bangun lebih pagi dari pada yang lainnya, saya tidur di kamar, biasanya saya sering tidur di depan TV. Tumbenlah, bisa tidur di kamar. Hahaha... Saya itu kalo bangunnya pagi-pagi pasti jalan-duduk-dan menatap laptop sambil main game. Saya waktu itu main game NinjaKita. 

Sudah waktunya saya mau berangkat ke tujuan, Pendopo. Yap, itu dikarenakan ibu guru tadi yang meminta ke sana harus sebelum jam tujuh. Jadwal aslinya jam 07.30, jadi harus datang lebih dulu supaya bisa ngapa-ngapain di sana.


Setelah sibuk-sibuk berbusana, akhirnya saya memakai baju kaos hijau muda dan celana jen's. Tak lupa saya membawa hape dari rumah lalu menyimpanya di tas dengan isinya berbagai alat tulis, malah juga saya mengeluarannya. Jadi, saya biarkan saja tersimpan selamanya di tas itu. 


Oh iya, jarak antara Pendopo dengan Rumah saya sangat dekat, hanya berjalan saja sudah sampai. Letaknya berada dekat dengan kantor walikota lama, kantor itu dekat dengan rumah saya, saling menempel, tapi dibatasi dengan pembatas semen yang terbuat dari batako, lalu dicat dengan warna abu-abu. Saya enggan untuk berjalan kaki, jadi kakak saya mengantar saya untuk ke tempat tersebut dengan menaiki motornya Jupiter MX warna kuning. Pagi itu, saya nggak masuk sekolah karena kegiatan ini dari guru. Mungkin ibu guru mengijinkan kepada sekolah untuk diijinkan sementara.


Sampai di sana, saya menoleh tak melihat akan tanda-tanda teman saya. Saya hanya melihat kakak-kakak berbaju pramuka tiga orang, dan panitia berbaju hijau berada di pintu masuk. Saya pun bertanya kepada kakak, jadinya kakak saya menyuruh untuk kembali ke rumah. 


Di rumah saya menelepon teman saya, katanya dia sebentar lagi akan sampai.

Habis itu, saya dan kakak pergi lagi ke tujuan, masih tetap belum ada yang datang. Menelepon teman yang barusan saya telepon tadi. Yap, menunggu sebentar dan kakak meninggalkan saya. Hape itu saya simpan di celana aja agar lebih mudah di ambil.

Tiba-tiba teman saya datang bersama ayahnya yang sedang parkir lalu meninggalkannya, saya pun menghampirinya dan bertanya-tanya. Saya bersama dia menunggu di depan gerbang pintu masuk. 

Tak berapa lama kemudian, ibu gurunya udah datang dengan meniki motor. Oke semuanya suda mengumpul dan tinggal masuk ke Pendopo itu. Saya mengisi nama di bagian sekolah SMP secara lengkap dan disebelahnya juga disuruh mengisi formulir, lalu panitia memberikan baju kaos bewarna hijau, makanan, dan botol aqua kecil. Dan selesai, tinggal masuk dan duduk. Setelah duduk, saya menaruh tas dan langsung mengganti bajunya bersama teman saya tadi di toilet. Setelah saya memakainya, ternyata Kebesaran! ukuran bajunya 'L' saya cocoknya memakai baju berukuran 'M' Teman saya juga kebesaran. Jadi, mau tidak mau harus menyisipkan lenga baju itu di kedua lenganku. Saya duduk akan ke depan berderet bersama ibu guru, dan kakak kelas entahlah saya nggak tahu namanya. Beberapa lama kemudian, teman kakak kelas lagi datang terlambat. Dan dibagikannya berupa kertas HVS yang berlembar-lembar berisikan tentang obat-obatan narkoba dan yang lainnya.

Di sini bagian penceramahnya, panjang sekali. Saya hanya duduk terdiam. Pertama ada ibu dokter yang ngebahas tentang obat-obatan narkoba. Ngapain juga saya nulis di sini, palingan saya lupa, hahahaha.... Baru yang terakhir membahas tentang Methylon, yang kasus Raffi Ahmad tuh, dia masuk penjara gara-gara ketahuan makan Obat terlarang. Dari penjelasan dokter mengenai Methylon itu, yang saya ingat sampai sekarang adalah: Obat ini sudah lama ada, cuman belum pernah dikirim ke Indonesia. Mungkin pemirsa baru mengetahuinya tentang Methylon, makanya jangan coba-coba!

Temanku baru nanya sekarang, kalo aku belum ngumpul gambar narkoba itu, hanya dia saja yang sudah mengumpulnya. Aku baru mengingatnya sekarang, yah jadi nggak dikumpul. Shit! 

Nih, gambaran yang saya lupa mengumpulnya...


Terakhir, bapak, ibu dokter, dan ibu yang menjadi penceramah itu memanggil seseorang dari luar pintu masuk.  Dan setelah saya melihatnya, dia adalah seseorang yang dulunya pecandu narkoba! Yap, dulu dia pernah mengomsumsinya, dan masuk penjara. Orangnya berbaju hitam dengan garis-garis putih dan celana jen's warna putih. Habis itu, dia menceritakan pengalamannya tentang masa lalunya pada saat dia terperangkap narkoba di depan banyak orang, rupanya dia agak ragu-ragu tuk mengungkapkannya, mungkin juga dia demam panggung. Betapa sedihnya hidup hidup, kehidupannya seperti tidak ada artinya, keluarganya menjadi kacau-balau karenanya. Akhirnya dia menyadarinya. Baru pertama kalinya saya melihat seseorang yang masa lalunya sebagai pecandu narkoba. Lalu, dia difoto-foto.

Acara penutupan, setelah mengumumkan hadiah lomba gambar maskot narkoba itu, ternyata teman saya juara satu! Saya merasa bangga sama dia dan mendapatkan uang Rp.1.000.000,- serta piala. Habis itu pembukaan kupon doorprise. Kakak kelas yang terlambar tadi sudah lama dia saling menukar kupon yang tergulung bersama dengan sedotan kepada kami. Jadi, saya yang semula nggak beruntung, malah nggak beruntung lagi gara-gara mereka tukar. Temanku yang mendapatkan kupon beruntung, malah ditukar jadi berunutng. Lho, kok malah sama? #Dizzy

Jadi, temanku mengambil hadah doorprise di sudut ruangan itu. Ndak tahu dia dapat apa, kan dibungkus. Kakak kelas memberiku hadia doorprise juga kepadaku. Dia juga mungki mengambilnya, lalu setelah dibuka, yah dapat handuk kecil seperti serbet. Lalu dibagikan sebuah sertifikat untuk semuanya.

Nih, bentuk handuknya... Coklat-coklat

Benda ini dipake buat apa ya? kalo ngelap keringat
entar diliat orang kayak feminin aja.
Kita semua langsung pulang di tempat tinggal yang berbeda. Saya hanya pulang jalan kaki dan meminta pamit  kepada mereka. Karena, pulsa saya hanya sedikit, jadi mau hemat jalan kaki saja, yang boros keringatnya! Nyampe dirumah buka baju dan ganti baju, keringat sekali baju hijau saya yang ditutupi oleh baju biru lagi, hampir seluruhnya, paling banyak di punggung saya

#Bagi pemirsa pasti sudah tahu bentuk bangunan Pendopo bagi masyarakat Bontang. Bagi pemirsa yang belum tahu, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini karena foto belum saya potret. Saya lupa lagi...

............................................................................................................

| Senin, 11 Maret 2013 |

Besoknya, waktu hari Senin. Saya diberikan uang yang tersembunyi dalam alplop dari ibu guru tadi. Allhandulillah, saya dapat rezeki lagi. Senang bercampur heran itulah yang sedang saya rasakan tadi di sekolah waktu pembelajaran. Teman-teman pada minta traktiran gara-gara ngeliat amplop itu, hahahaha...~ kayak mata duitan aja tuh teman-teman, ngeliat uang aja belum.

#Happy ending, yang semula sial menjadi senang :)