Waktu demi waktu terus berjalan. Disampingku hampir sudah melaksanakan tugasnya sebagai petugas upacara. Sampai berlama-lama menunggu giliran pun saya tidak sama sekali merasakan yang namanya gugup. Akhirnya, sampailah pada giliran saya untuk membacakan teks yang sudah ada tertempel pada kertas yang disampul dengan laminating dan kain batik pada tempat penyimpanannya. Temanku yang menjadi pembaca 'Janji-Janji Pelajar SMPN 3 Bontang' telah menyorongkan mic. ke mulutku tuk membacakannya dengan meresapi setiap kalimat-kalimat yang terkandung dalam do'a serta isi tersebut. Entah mengapa, saya seperti terbawa suasana dan tidak menyadarinya, bahwa suara saya berganti ke jenis suara vokal ke-2, kayak suara bapak-bapak gitu. Entah mengapa, teman perempuanku yang memegang mic.nya kepadaku, tangannya serasa bergetar terus menerus seperti kesetrum kabel listrik pada untaian-untaian kabelnya di atas langit biru. Hal itulah yang dapat saya ketahui saat upacaranya telah selesai dan masuk ke kelasnya masing-masing. Coba saja aku segera berpikir dan melihat tangannya yang bergetar itu langsung memegang lengannya untuk menghilangkan rasa gugup itu padanya. Lalu, menampakkan senyuman manis ini tanda untuk menenangkan rasa gugup kepadanya. Hal itu mungkin dapat menghilangkan kefokusanku dalam membacakan do'a ini, bisa jadi waktu ngebaca selanjutnya akan berhenti sejenak dan semuanya memerhatikan aku dengan tampang heran.
0 Komentar:
Posting Komentar