Pergi Sana, Kucing!

Pic. from [here]
"Hah, lagi-lagi si dia, KUCING." 

Memang sih, kucing itu terkadang bisa mengganggu kadang juga bisa menyenangkan. Misalnya yang tidak menyenangkan dia bisa mengganggu lingkungan sekitar kita (Pup) dan yang bisa menyenangkan dia mengelus-elus kaki kita pake bulu halus dan lembutnya si kucing. Yap, kadang mereka bisa membuat amarah dan relax kita naik-turun-naik-turun tidak seimbang dengan dua perbandingan tersebut. Sekarang, misalnya itu bukan menjadi boo'an dalam kehidupan yang berarti contohnya aja, ternyata misalnya itu bisa menjadi nyata dalam kehidupanku. Mereka pup-pup-an di sembarangan tempat. Arrrrggghhh ....~! Pergi sana kucing!!! Itu juga membuat amarah dan perasaan relaxku kembali naik-turun-naik-turun kayak tower di dufan itu nah. Aku aja nggak pernah ke sana dan nggak pernah main. Apa lagi ngeliatnya?

Para makhluk hidup yang mungil itu membuatku merasa kesal dan kadang juga aku merasa peduli kasih sama mereka. Apalagi para ibu-ibu itu yang membuat para jantan menghamili mereka dengan cara yang tidak halal. Alhasil, ibu kucing mengeluarkan anak-anak mereka yang ibu hasilkan dengan tiga anak! Itu membuat orang tuaku tambah marah dan ingin membuangnya. Terutama bapakku yang orangnya tegas dalam kedisiplinan. 

Kau tahu? Para kucing jantan dengan kucing betina pernah berkawin di dalam rumahku! Pasti bisa ngebayanginnya kan bagaimana mereka bisa mengawinin lewat imajinasi kalian. Yap, sama seperti manusia juga *Nggak sanggup mau ngelanjutkan* Yang penting kalian bisa ngebayangin aja. Mereka dari kucing betinaku dengan kucing jantan punya temannya ibuku. Sudah lama kucing betina itu janda dan ibuku malah ingin mengawininya dengan kucing asing dari temannya. Kucing betina ini sudah lama dibeli sama bapakku di toko hewan atau bahasa gaulnya disebut: 'Pet Shop' Yap, toko hewan. Kucing yang bapak beli itu kucing anggora yang berbulu hitam pekat dengan sedikit warna abu-abu-an. Padahal, bapak mau beli kucing anggora yang putih itu, eh sudah dipesan sama yang punya. Jadinya, beli kucing ini deh. Hitam lagi! Harganya mahal lagi! Sekitar dua juta-an lagi! 

Kucing tersebut telah diberi nama oleh ayahku bernama: 'Kitty'. Yup, seekor kucing perempuan berbulu lebat, ekor seperti tupai, pendiam, nggak liar, dan jinak. Yang paling aku sukai dan lucu ialah pada saat dia mengucapkan setiap kali kalo dia sedang monjek (manja) terus sambil berjungkir-balik dekat aku, dia mengucapkan: Eek ... Eek ... Eek ...


Saking lucunya dan ketawa nggak ada habisnya. Sampai-sampai aku telah membuat lelucon seperti ini: (Jangan ketawa!)
  • Mau apa?
    -Eek ...
  • Lagi ngapain?
    -Eek ...
  • Mau ke mana?
    -Eek ...
Hahahaha ...~!

Oh, iya, kucingku itu ternyata kucing persia yang mirip anggora (sama atau beda yah?) Yaah, seperti kucing kearab-arab-an gitu laahh. Jelasnya, muka kucing itu hitam, pasti di daerah-daerah masyarakat di sana berkulit hitam, kan? (ndak usah dibeda-bedain!)

............................................................................................................

Kucingnya sudah melahirkan. Punya tiga anak yang unyu-unyu lagi. Mereka sudah besar dan besar tambah unyu lagi. Hahaha~

Kalo kucing lainnya juga sama. Mereka sudah kawin dan punya tiga anak lagi. Tapi, kucing ini bukan kucing anggora, melainkan kucing yang bulunya sedikit anggora. Nih, kisah atau riwayatnya disaat mereka melahirkan ...

... 13 November 2012

Kucingku bernama 'Mochi' (imut yah?) yang berjenis kelamin perempuan ini berusia ... (eeeh, nanti aja dilewatin), cantik, bulunya bewarna putih dan ada sedikit corak warna kuning-ke-orangenya di sekitar wajah, bawah leher, di kaki, dan dibuntutnya yang panjang. Sudah mempunyai pacar, kucing preman yang ada di walikota. Dulu, pernah kejadian sama kucing perempuan cantik ini.

Dulu, dia pernah naik ke pembatasan walikota yang berbatasan dengan rumahku dengan di sekitar rumahku, baik di gangku maupun di gang lain. Sudah beberapa hari (mungkin sudah empat minggu-an dia nggak juga pulang). Aku khawatir, mungkin saja dia terjebak di gudang walikota yang disana berisi barang yang nggak digunakan seperti besi, kayu, seng, atau yang lainnya sampai-sampai menggunung (tapi, bukan gunung yang mau meledak alisa ngeluarin lahar), mungkin karena itu dia nggak bisa kembali karena nggak bisa lompat pada ketinggian empat meter.

Semua keluargaku pasrah, ingin mengembalikan ke rumahku ini, sudah beberapa minggu lebih nggak bisa ngambil, karena nggak ada sinyal-sinyal yang memungkinkan kami nggak bisa menemukannya (eeh… Maksudnya, suaranya nggak bisa dinemukan)… Suatu hari, aku, ibuku, dan kakakku ingin mengambil jemuran pada saat hari sudah menjelang petang, jemurannya juga banyak, dan juga sudah kering. Hampir saja mau habis ngambil jemuran, kakakku ada sedikit mendengar suara yang amat kecil, dia terus menddengarkan dimana suara itu berasal, kakakku menebak suara itu berasal dari dalam gudang walikota, pernyataan itu tepat pada saat kami mendengarnya juga, setelah diselediki, suara itu berada di walikota, suara kucing betina, yaitu kucingku yang bernama Mochi.


“Mak!, jangan-jangan itu suara Mochi, tapi kecil” kata kakakku ke ibuku.


Hening beberapa saat, suara kecilpun kami mendengar.

Meeaaauuu… Meeeaaauuu… Meeeaaaauuuuu!!!
“Iya, itu suara Mochi, jangan-jangan dia ada di walikota?” kata ibuku.
“Iya mak, betul, tapi, gimana cara mengambilnya?” kata aku.
     
Jadinya, kami bertiga memanggil-manggilnya untuk berlari ke rumahku, tetapi lama-kelamaan nggak ada datang, ibuku juga melihat sedikit sampai-sampai ibuku bilang kasiihaan!

Chu.. Chu.. Chu..!
Moochiii!
Meeeaaauuu!
Itu nah!
Kasihannya!
     
Karena nggak bisa juga, ibuku nyuruh aku untuk mengambilkan makanan untuknya, bentuknya karung bewarna-warni, kecil, untuk kucing, dan makanannya berbentuk ikan bewarna coklat.
     
Foot pet here!, aku segera memberikan ke ibuku dengan segera, lari-lari terbirit, mau cepat guling-guling dan jarak hanya beberapa meter (dalam jarak dekat aja sampai melakukan hal-hal yang tak terduga…Hahahhahaha!!!). Ibuku menggoncangin makanan itu agar terdengar oleh kucingku itu… Biasanya, kami menggoncangkan makanan itu supaya kucingnya mendekat untuk diberi makan. Setiap kucing berbeda lah jenisnya, ada yang mau dipanggil untuk makan, dan ada juga dengan menggoncangin makanannya.
     
Kucingnya tetap nggak mau datang, karena ada banyak barang yang nggak dipakai oleh walikota itu menjadi gunung, jadinya nggak bisa naik deh. Karena nggak bisa datang kucingnya, jadinya kami menaiki pembatasan itu di luar rumah, yang naik adalah kakakku, jadinya nggak bisa banyak karena nggak penting! Jadinya kakakku turun ke walikota itu, termasuk aku, aku juga melihat kucingnya dimana dia berapa, tapi aku nggak turun, cuman duduk di perbatasan antara walikota dan rumahku.
     
Setelah dicari, akhirnya dapat kucingnya, rupanya kucinnya keluar dari gudang walikota dan ada juga pagar berada di gudang tersebut,bewarna putih besar, karena ada celah di pagarnya, jadinya, dia bisa keluar sambil kakakku membawa makanannya ke walikota, dengan menggoncangkannya. Setelah didapat, tubuhnya yang semula bewarna putih bersih pun kini berubah menjadi putih kecoklatan, karena abis kena benda kotor yang di gudang tersebut. Akhirnya kami beri makan, dan dielus-elusin saking sayangnya sudah beberapa minggu nggak ditemukan. Tubuh dulunya gemuk, sekarang menjadi kurus.
Singkat cerita…
     
Sudah lama lebih dari satu bulan sejak kejadian itu, kami baru menydari, timbulnya suatu payudara yang semula bewarna putih ke merah muda-an kini berubah menjadi merah ke merah muda-an. Kami terkejut melihatnya, setelah diselidiki, ternyata dia mengandung alias hamil, entahlah gara-gara apa sehingga ia menjadi hamil. Setelah diselidiki juga, ternyata penyebabnya ialah ada seorang preman kucing jantan walikota yang berbuat jahat kepada kucing betinaku itu…

Tanya : Tahukah kalian apakah yang membuat kucingku itu menjadi hamil?
Jawab : Berzin*
TIIIITT… TIIIT… Disensor!... Disensor!...
Segera matikan laptop anda segera!
Wkwkwkwkwk!
     
Sudah lama ia hamil sejak kejadian itu, perut dia membesar dan tambah membesar (bukan kurang gizi), dia sering terbaring sebentar karena kegemukan habis nggak bisa nahan beratnya barang bawaannya.
     
Kucing preman itu datang lagi, seolah-olah tidak puas dengan zin* nya itu terhadap kucingku yang barusan hamil.
     
Meeeaaaauuuu! Berulang kali yang sedang memanggil kucingku tersebut yang berada di pembatasan walikota dengan suara seperti orang yang sedih lagi memohon ampun.
     
Kucingku cuek, nggak mau mendengarkannya, karena nggak mau pengen nikah sama dia, habisnya mukanya item plus putih belang, benar-benar nggak cocok sama aku, lagian mukaku putih…

Music! : 7 icons – Playboy
     
Nggak-nggak-nggak-nggak level Nggak-nggak-nggak level aku nggak level sama cowok preman walikota.. gampangan!

Lebay ~

............................................................................................................

Aku lemes, ngantuk, pengen tidur, nyenyak, nyamuk, eits, salah.

*Tidur tidak ada mimpi*
*…..*
     
Menjelang subuh dan mata agak masih ngantuk, aku melihat ke samping, aku melihat kucingku sedang mempunyai dua bayi kucing, nggak melihat juga proses kelahirannya, pengen tahu, habis itu, buat Akte Kelahiran buat diketahui oleh negara kita. Hahahaha…!!
     
Habis itu, aku terkejut melihat dia sudah mengeluarkan bayi yang mungil dan imut, parahnya, dekat bantal tidurku lagi.

Astaqfirullah allazim…
     
Aku langsung memanggil ibuku dari kamar, tetapi aku nggak membuka pintunya, habisnya gelap di kamar ibuku.
     
“Maak!! Maak!! Mochi melahirkan!” kata aku nggak terlalu nyaring dan nggak ketakutan karena yang kulihat bukan sesosok makhluk halus.

Automatis ibuku terbangun dan langsung melihat kucingnya melahirkan.

“Mana kucingnya?” kata ibuku.
“Tuh!” aku menunjuk dengan satu jari telunjuk ke arah yang dituju.
    
Automatis juga, ibuku langsung secepat-cepatnya ngambil kardus Aqua dan sehelai kain batik untuk alasnya, lalu menaruhnya ke tempat tersebut. Lalu, bertabah lagi menjadi tiga. Setelah itu dia jilat-jilati tubuh bayinya, terus aku mau belajar Matematika tentang Aritmetika Sosial karena nanti pagi akan ulangan.
     
Tubuh kucing betina itu terbaring lemas dengan mengempesnya perut karena habis melahirkan dengan dua anak ditambah tiga anak, jadinya lima anak. Hahaha…!
Menurut pendapat ibuku pada saat tengah malam sebelum Mochi melahirkan.
     
Tadi, kayaknya dia sebelum melahirkan, perutnya sakit, minta manggilin si teman jantannya : Gomez , terus dielus-elusin dan dimonjei kupingnya si jantannya sampai-sampai mau banyak kali, tetapi si jantan tetap aja tidur nggak mau ngurusin kucing betinanya. Mamak juga melitnya barusan tengah malam.
     
Aku mau ke dapur, mau minum haus, si Gomez langsung datang kepadaku dengan secepat-cepatnya. 

Sepertinya dia meminta bantuan deh sama aku, mungkin dia mau bertanggung jawab sambil meminta bantuan ke aku. Pikirku dalam hati.
Tapi aku nggak bisa, soalnya mau minum, jadinya ke dapur deh. Sorry. Hehehe…

“Meauuu… Meauuu…!!” panggilnya kepadaku.
     
Sejak dia melahirkan tiga bayinya itu, si kucing preman walikota itu terus memeaauuu..! ke kucing betinanya itu pada saat dia menaiki pembatas walikota. Tetapi, si Mochi tetap aja cuek mendengar permohonan si kucing preman walikota itu karena dia mau tobat dan sorry! ke Mochi.

Hhhhmmmhhh….! LD

Pikirnya si Mochi.

Begitulah riwayat pernikahannya si kucing betinaku yang ke dua (Ini kucing generasi pertama sih~). Sudah jelas kan?! Hah, sudah jelas kan!?

Kembali ke permasalahan ... Bapakku aja saking marahnya malah berniat untuk membuangkan para kucing itu ke sembarang tempat (maksudnya dibuang begitu saja) karena pup sembarangan tempat juga. Ibuku dan adikku malah belas kasihan sama mereka. Jadi, ibuku adikku dan bapakku malah bertolah belakang pendapatnya. Memang, setiap pendapat manusia pasti berbeda-beda. Di tengah-tengahnya pasti ada permasalahan diantara kita berdua. 

Dengan kesepakatan yang tepat, akhirnya bapakku dan semuanya setuju. Mereka ingin membuat kandag yang agak sedikit besar memakai kayu dan kawat berbentuk kotak-kotak yang berlubang-lubang. Dan, jadi! kandangnya!. Semua kucing telah dimasukkan ke dalam rumah barunya. Semoga betah di rumah kalian se-kost kalian dalam satu tempat bersama. Semoga pup kalian akan bersama dalam satu kandang yang bau itu. Hahaha~

Oh, iya. Ini ada wujud-wujudnya kucing saya. Silahkan dipelolotin! :)

Chan
Chio
Chio
Gomez
Chio, hidungnya kalo dipencet cepat marah-
marah, hahaha~
Kitty
"Minta rambutannya, dong!?"

Whooaaa! Bejibun 

Gomez
Gomez "Heh, kenapa aku di foto!?"
Chio
Chio
Chio
Ini Mochi
Ini Gomez

Kitty sama Mochi
Romantisnya ~
Diedit juga
Diedit











Hahaha ...~! Para kucingku pada narsis semua. Eh, sebentar ada beberapa kucing yang belum saya foto. Mungkin belum pede. Hahaha ...

Pergi Sana, Kucing!

Kini, mereka berada di hamparan geometry bujur sangkar dan berjalan tak menentu arah panah kutub utara ... Setiap langkah dalam tiap geometry menentukan takdir mereka yang harus dijalanin ... Setiap bujung sangkar itu akan mentukan arah jalan yang harus ditapaki demi sampai ke tujuan ... Dan, apa yang harus ia lakukan selanjutnya? ...

Jadi, maksud dan tujuan sesuai judul tersebut apa?! *Bingung*

0 Komentar:

Posting Komentar