6 Musim

Musim-musim di setiap negara, benua, dan dunia sering mengalami yang namanya musim yang terdiri dari enam musim. Setiap tahunnya sering terjadi musim. Sekarang kita di Indonesia, beriklim tropis. Kita tidak dapat merasakan musim-musim lainnya yang terjadi di belahan selatan, utara, timur, dan barat selain Indonesia. Setiap tahunnya musim selalu berubah, warna, bentuk, dan lainnya selalu berubah. Semuanya tak dapat aku rasakan. Coba saja aku di lahirkan di suatu tempat selain Indonesia, aku bisa merasakan kenikmatan dingin dan panas saat musim yang berbeda-beda. Seperti musim pancaroba yang musimnya selalu berubah-ubah secara tiba-tiba. Setiap musim-musimnya membuat suhuku juga berubah-ubah seiring dengan musim yang terjadi. Tapi, itu tidak menjadi masalah buatku, karena manusia adalah berdarah panas atau tidak dapat mengikuti suhu lingkungannya.

Pic. from [here]
Coba saja aku bisa pergi kaluar Indonesia (keliling dunia) dengan membawa sejumlah uang yang melebihi batas dan membawa beberapa barang yang berguna untuk disana. Coba saja aku dapat merasakan jatuhnya bunga sakura pink di kepalaku lalu aku mengambilnya dan menyimpannya di dalam sakuku selamanya, menaiki sepeda dan melaju kencang tuk menghindar dari bunga sakura yang berjatuhan seperti bom yang dikeluarkan secara banyak. Aku terus menghindar dengan pesat. Tak lama, aku capai, sehingga aku haus dan mencari air untuk diminum. Sekarang, aku sedang berteduh di bawah pohon sakura yang rindang. Suara angin menghembus-berisik bunga sakura dan mereka terbang bersama. Melihat pemandangan disekitar sini membuatku terasa nyaman bersama dengan suhu yang agak panas ini, karena suhu ini akan berpindah ke musim panas. Ups ... Hampis saja aku tertidur ...

Bunga Sakura merupakan simbol untuk mengekspresikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal bagi masyarakat Jepang.


Pohon sakura juga sangat dinanti-nanti pada masyarakat jepang. Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon Sakura untuk menikmati mekarnya bunga Sakura disebut o-hanami. Yap, mungkin aku juga sedang berpiknik ...

Pic. from [here]
Coba saja aku dapat merasakan musim panas dan sekolah diliburkan sekitar sebulan, sehingga aku dapat berbaring (berjemur) di pesisir pantai. Terik matahari yang hangat, laut membiru seperti langit biru, setiap deburan ombak tak-kan ada habisnya, dan gelombang kecil yang datang ke pesisir pantai. Bermain bola voli bersama teman dengan pakaian renang, berenang di sekitar pesisir pantai, menyelam menikmati alam bawah laut dengan terumbu karang yang berbaris-baris dan ikan kecil bewarna-warni, serta bermain banana boat atau yang lainnya dengan menyewa hanya satu kali seharga Rp. 50.000,- (mendingan nggak usah ya?)  Suhu panas ini terasa nyaman jika aku berada di pantai. Di Jepang, mungkin anime-anime akan dibuat pada musim itu juga. Ternyata para orang yang bekerja di musim panas ketimbang anak-anak yang libur sekolah sepanjang ini. 

Tumbuhan siap dipanen dan diambil buah, daun, biji, dan lainnya untuk dimakan. Pohon deciduous melepas daun-daun mereka sepanjang jalan yang sedang aku jalani. Orang-orang yang bertugas sebagai dinas kebersihan sedang menyapu daun yang berserakan itu memakai sapu lidi. Yap, itulah saatnya musim gugur. Aku mendongkakkan kepala keatas dan ku lihat apa? sesuatu telah menghilang pada pohon yaitu daunnya, semua daun berontokkan jatuh ke bawah bagaikan rambut kita habis dipangkas, sehingga hanya kulit kepala saja yang tersisa (BOTAK!). Kasihan, mereka tidak mempunyai teman, seperti hampa. Pohon menggugurkan daunnya dan akhirnya yang tersisa hanya batang dan ranting pohon, menurutku mereka seperti sendirian. 

Beberapa bulan kemudian, aku memasuki kamarku beranjak tidur. Suhu tiba-tiba menjadi dingin, lalu aku menarik horden ke kanan, sesuatu telah terjadi, bintik-bintik putih kecil berjatuhan secara slow, tanah yang semula bewarna coklat berubah menjadi putih bersih, karena salju yang turun semakin banyak itu. Bagaikan bukit-bukit kecil yang berada dekat dengan rumahku. 

Segara ku pakai syal agar hangat dan jaket yang hangat. Aku keluar rumah sambil berjalan-jalan melintasi jalanan aspal yang diselimuti dengan salju. Ku lihat jejeran pohon yang gugur dan pohon cemara tidak memiliki daun itu dihiasi dengan lampu-lampu bohlam yang bersinar di setiap warna yang berbeda-beda. Bintang yang terletak di ujung batang pohon itu juga menyala. Untaian tali-temali dari pohon ke pohon seperti jembatan Tenggarong yang sekarang sudah ambruk hanya tersisa hanya kenangan kesedihan yang sekarang dialami masyarakan Tenggarong. Gelapnya malam dan bintang jauh menyembunyikan cerahnya menjadikan suasana di sini menjadi terang-benderang.

Aku menoleh ke samping kiri dan kanan. Aku melihat seorang empat anak. Dua anak sedang membuat boneka salju dan dua anak lagi sedang bermain lempar-lemparan bola. Wajah mereka menjadi putih sehabis di kenai dengan bola salju. Alhasil, mereka sudah menjadi bukit kecil. Hahaha ... Mereka tidak menyadarinya. *Tertawa sedikit*

*Di rumah ... Nyantai dikit sambil minum secangkir coklat hangat dari buatan ibu. Lezat, manis, dan enak.*

Sekarang saatnya hari natal. Semoga saat aku tidur, sinterklas datang membawa bingkisan hadiah yang tergeletak di pohon cemaraku di rumah dan aksesoris atau benda lainnya tersimpan dalam setiap jejeran kaos kaki dengan warna yang berbeda dekat dengan api unggun yang hangat, mengisi kehangatan di dalam rumah ini.

............................................................................................................

"Aaahh ... ~!" Aku sudah bengong berlama-lama dan tak sadar bahwa itu hanya khayalan belaka. Kalian daritadi sudah mengetahuinya kok, cuman aku aja yang nggak sadar ... 

Aku akan selamanya tinggal di Indonesia. Semua musim yang aku pikirkan tadi tak akan pernah terjadi di Indonesia. Di sini, beriklik tropis, yang berarti hanya ada dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. 


Pic. from [here]
Musim kemarau. Musim yang selalu kering--sedikit air. Tanah kering lama-kelamaan menjadi retak dan terbelah, tumbuhan, rumput-rumput dan lainnya mengering lalu layu. Makhluk hidup kehausan dan kelaparan mencari air dan makanan tuk memenuhi isi perut yang kosong itu. Hampi saja mereka mendekati kematian. Dan sebagian dari mereka ada yang bertahan hidup di kemarau berkepanjangan ini, sebut saja tumbuhan kaktus dan pohon jati. Mari kita mempelajari materi kelas enam kembali agar kalian mengingatnya. Pohon jati menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan dari daun itu dan tumbuhan kaktus mempunyai akar yang sangat panjang untuk mencari dan menyerap air dari lapisan tanah yang paling dalam. Lalu di dalam batang kaktus yang tebal tersebut terdapat tempat untuk menyimpan air, sehingga mereka dapat menghemat air. Oh, iya ... Saya hampir lupa, nih tumbuhan palawija juga bisa ditanam pada waktu musim kemarau (seperti jagung, ketela, dan kacang makanan pokok kita). 


Pic. from [here]
Hari itu hujan turun dengan deras, rintik-rintik air jatuh hampir bersamaan, suara air berjatuhan melewati atap yang terbuat dari seng jatuh ke saluran air dan masuk ke drum yang hampir kosong itu, suara hujan seraya berteriak itu terngiang di telingaku, air hujan yang melewati sela-sela rambutku pun megalir ke rambut mataku, akhirnya aku hanya bisa menyipitkan mataku dan tangan kananku melindungi mataku adri tetesan hujan, serta suara gemercik air yang aku injaki. Sekarang aku sedang berlari pulang ke rumah. Aku nggak bawa payung, karena sebelumnya masih panaa dan tiba-tiba saja hujan membanjiri tanah yang kering karena musim kemarau yang berkepanjangan itu. Yap, mereka sudah lama ingin meminta air sama seperti kita, mereka terus berharap dan memohon agar hujan itu turun secepatnya. Harapan dan permohonan pun belum dikabulkan oleh Tuhan YTME. Mereka hanya sabar dan tabah, bagi mereka ini adalah cobaan yang harus dihadapi bersama. Menahan kelaparan dan kehausan. Tapi, bagaimana dengan tanaman palawija? Silahkan tumbuhan pokoknya diserbu sebelum kehabisan. 

Sekali lagi, aku nggak bawa payung atau jaket hujan. Aku sampai ke rumah basah kuyup. ajuku dan celanaku basah semua. Aku seperti habis mandi saja dengan baju belum dilepas. Setelah ini, aku segera mandi bersih supaya nggak demam. Lho, kok mandi lagi? padahal tadi udah, mau bersih lagi ya? 

Berjalan ke kamar. Aku sedang bersandar di dekat jendela dan melihat dunia di luar sana yang sekarang diserang oleh peluru hujan. Bagaikan rintik-rintik hujan itu seperti peluru pisto yang ukurannya hampir sama, bisa-bisa semua orang yang berlari mencari tempat teduh pun sudah tak sempat terselamatkan. Mereka yang sudah berada di luar sana sudah mati semua. Anggap aja itu ternjadi, masa depanku akan suram pastinya. 

Ternyata itu tidak terjadi secara nyata (emang nggak lah!). Aku melihat sekelompok anak sedang bermain hujan. Mereka bermain bola tak ada habisnya, bermain air tak ada habisnya, berlarian tak ada yang menghalangi, bermain payung tidak kena hujan, dan lain-lain yang mereka main-mainkan. Mereka merasa bebas diluar sana, satu pun tidak ada yang ragu-ragu untuk bermain. Mengapa orang tuanya tidak menyuruh anak-anaknya untuk pulang ke rumah dari tadi? Mungkin sekarang, waktu siang ini semua orang tua mereka tidur lelap dan mungkin saja orang tua mereka memperbolehkan anak-anaknya untuk bermain sepuasnya?

Terkadang juga, orang-orang di saat seperti sedang sial kehidupannya. Mereka galau memikirkan kecerobohannya dalam kehidupannya, mungkin juga galau dengan pacarnya? Hahaha~ 

Menurutku, musim hujan bagiku terasa nyaman, meminum secangkir teh, coklat, dan susu hangat. Membuat suhu yang dingin terkena hujan tadi segera hilang dengan kehangatan minuman yang sudah aku hidangkan itu. Hujan bagiku juga memberikan manfaat, bisa mengisi drum yang hampa, bisa dialirkan ke keran untuk mengisi bak mandi yang kosong, dan bisa mengaisi sawah menjadi subur. Mungkin setahu saya itu saja ... 

6 Musim yang tak semuanya terjadi di setiap negara kita ... Belahan Utara, Selatan, Timur, dan Barat setiap salah satunya akan terjadi ... 
❝ Tuhan YME tak akan pernah menyembunyikan keindahan alam ini di mata kalian ... Dan kalian menunggu keindahan itu dengan kebahagiaan ... ❞

0 Komentar:

Posting Komentar