Panorama Line

Dalam sangkar yang mengurungmu ke dalam kegelapan, membuatmu terasa sesak untuk mengungkapkann-nya. Kau sebenarnya mudah dibebaskan tanpa seorang diri yang membukanya, hanya hati dan perasaanmu sajalah dengan automatis akan membuka pintu gerbang yang terbuat dari kawat untuk terbang bebas melint-asi orbitnya. Kau seperti burung ya? Seharusnya manusia seperti mereka juga, tetapi pasti di salah satu sisin-ya memiliki kekurangan masing-masing. Saat ini, kau masih terpuruk dalam sangkar sempit diselimuti kedin-ginan. Menangkap keharuan pada malam yang indah tanpa kau melihatnya sekilas.

Kau tidak bahagia kan? Begitupun juga aku, selalu terjaga dari kesialan ini. Kau merasa senang dari luar, dan kau menyembunyikannya dari dalam akan kepedihan. Padahal aku sudah mengetahuinya sejak lama. Kenapa kau begitu selalu? Apakah aku harus mengungkapkannya segera agar kau mengetahuinya? Bodoh!

Seharusnya aku tidak terlalu mencaci makimu dengan kata-kata kotor itu. Biarkan itu berlalu begitu saja, maafkan aku. Aku terkadang dirasuki oleh amarah yang datang secara tiba-tiba seperti aliran listrik yang siap melahap para manusia yang megangnya tanpa mengeringkan tangannya terlebih dahulu. Listrik yang menyambung satu sama lain memberi pengartian bagiku, bahwa mereka seperti ikatan yang terikat kuat dan memiliki kekuatan yang spesial di dalamnya seperti kita, walaupun kekuatan itu disembunyikan lalu dikeluarkan saat mereka mengganggu kita tanpa aba-aba. Benda hidup yang bersifat pasif tak jauh berbeda denganmu yang teridam tak berdaya di dalamnya. Aku akan menyelamatkanmu.

Panorama yang indah saat ini, kau pasti melihatnya? Tidak, kau tidak melihatnya. Kau masih menundukkan kepadamu tanda akan selalu tunduk kepada yang maha kuasa. Itu benar, kita harus takut. Tapi, dengan keindahan alam ini seharusnya kau harus menaikkan kepalamu dan menyayanginya, serta memberikan yang terbaik untuk mereka. Di ujung pandang sana, aku melihat matahari dari ufuk timur telah terbit dan kau masih saya tertunduk pada matahari yang mulai menampakkan wajahnya dengan sinarnya yang memancar. Sang mentari menyinari dunia ...

Matamu terasa kabur untuk melihat mereka sedang menunggumu untuk menunjukkan betapa khawatirnya kepadamu. Mereka mengharapkan kehadiranmu setiap saat agar kau melihatnya dengan gembira. Selalu gembiralah walaupun dalam coba'an! Terlihat bayangan bulat-bulat kecil, besar, maupun sedang di matamu. Mungkinkah matamu tertutupi oleh benda bulat kecil? Mungkinkah air matamu masih mengendap di sela-sela helaian bulu matamu? Aku rasa kedua itu iya. Sudah beberapa bulan ini, sangkarmu tampak rapuh, lalu sebutir pasir berjatuhan tepat di atas kepalamu. Sayapmu sudah lama layu dan lembab akibat hujan lebat sebulan ini. Menahannya dengan membirakan mereka yang menggangguku selama ini.

Apakah kau sudah menyerah dan putus asa? Janganlah dikeluarkan tiba-tiba, kau harus menahannya sebentar. Aku akan segera membuka pintu dalam sangkar ini untuk menarik dan mengajakmu melihat pancaran sinar tujuh warna dalam pelangi yang indah itu. Kau akan melihat garis-garis keindahan di setiap sulur-sulurnya. Kau menarik kuat tali itu untuk mendorongmu melihat keindahan alam sana yang selama ini masih disembunyikan oleh Tuhan . Di suatu saat nanti, kau akan mendapatkannya bersamaku. Aku akan mengajakmu menikmatinya tanpa ada rasa sedih dan haru. Bahagia adalah kata kunci untuk selamanya menikmatinya.

Garis-garis keindahan ... Rangkaian tali-temali ... Merajutnya menjadi panorama ... Menarikmu dalam ikatan di setiap dimensinya yang berbeda-beda ... Kau akan mengetahuinya lewat mimpi ... Tak dapat diungkapkan langsung lewat sebatas angan yang masih separuh ...


[Lirik+Terjemahan] 

#nowplaying: "Mika Kobayashi - βίος / Bios (Hidup)"

Kota kuno masih begitu indah..
Aku telah lama menanti datangnya dirimu..
Di tanganku ada sebuah bunga Forget-Me-Not..

Mungkin seperti seekor burung di dalam kandang..
Bagaimana bisa aku menggapai hatimu..
Aku inginkan dirimu lebih kuat dari siapa pun..
Aku melepas jiwaku sehingga kau dapat merasakan laguku..

Tetes hujan adalah air mataku..
Angin adalah nafasku dan kisahku..
Ranting dan daun adalah tanganku..
Karena tubuku melekat bagai akar..
Ketika musim semi telah tiba..
Aku akan bangkit dan bernyanyi..
Forget-Me-Not yang engkau berikan..
Ada di sini..

Apa kamu masih ingat?
Apa kamu masih ingat perkataan yang kamu ucapkan padaku?
Apa kamu masih ingat?
Apa kamu masih ingat di hari itu ketika dirimu...?

Ketika musim Forget-Me-Not telah tiba..
Aku akan menyanyikan sebuah lagu..
Ketika musim Forget-Me-Not telah tiba..
Aku akan memanggilmu..

Apa kamu masih ingat?
Apa kamu masih ingat perkataan yang kamu ucapkan padaku?
Apa kamu masih ingat?
Apa kamu masih ingat di hari itu ketika dirimu...?

Mungkin akan menjadi masalah, ubahlah dirimu..
Aku inginkan dirimu lebih kuat dari siapa pun..
Aku melepas jiwaku sehingga kau dapat merasakan nafasku..
Rasakan pergerakanku..

Tetes hujan adalah air mataku..
Angin adalah nafasku dan kisahku..
Ranting dan daun adalah tanganku..
Karena tubuku melekat bagai akar..
Ketika musim semi telah tiba..
Aku akan bangkit dan bernyanyi..
Forget-Me-Not yang engkau berikan..
Ada di sini..

#Note:
[1] βίος merupakan bahasa Yunani, namun pada lirik diatas menggunakan bahasa Jerman.
[2] Forget-Me-Not adalah nama bunga berwarna biru. Tidak tahu bahasa Indonesianya apa. [Sumber]

"I thank you God for this most amazing day, for the leaping greenly spirits of trees, and for the blue dream of sky and for everything which is natural, which is infinite, which is yes."





Diambil dari fesbuk teman saya. :p

0 Komentar:

Posting Komentar