I Believe

#nowplaying: Aimi Terakawa - "We're The Stars"

Mengapa aku menyukai mereka? Disetiap malamnya aku memandangi mereka penuh perhatian kepadanya. Bintang yang berjejer bergandeng satu sama lain. Saat itu, mereka akan kuat kembali setelah matahari mulai meredup dan tenggelam di barat yang diselimuti oleh kegelapan yang sunyi, dingin, dan beku ini. Bulan, aku tidak menyukaimu. Kau hanya dingin dan beku tak istimewa, hanya bersinar redup melewati sela-sela bintang bersinar terang. Kini, kau hanya menghapus sebagian kegelapan, sisanya pecahan bewarna hitam kelam yang tak sepenuhnya tersapu bersih oleh cahayamu. Kau hanya benda mati yang selalu-setiap harinya bergantung pada pancaran sinar matahari. Dia yang selalu sempurna cahayanya selalu baik hati kepadamu. Lalu, kau tidak membalas kebaikannya, hanya memandang remeh kepada matahari. Aku tak menyukaimu.

Adakalanya aku tidak menyukai salah satu bintang diantara mereka. Ternyata di salah satu bintang yang bergandeng menjadi kuat itu, ternyata ada yang belum sempurna tegap berdiri. Mereka selalu berlari di angkasa menjelajahi seluruh galaksi, mengikuti lintasannya dan kembali terurai. Kita lihat saja pada jejeran bintang yang sedang balapan mengelilingi galaksi pada bima sakti. Saat di lintasan itu, bintang seperti bewarna merah darah itu tergelincir di putaran galaksi bima sakti itu. Kau jatuh tak ada gravitasi yang membuatmu pergi ke permukaan suatu tempat, jatuh seperti komet dan tak ada suatu yang terjadi. Kau menjadi tidak berguna.

Bintang yang jatuh menjadi hitam tak berarti itu aku tidak menyukainya. Lebih baik, aku harus mempercayai bintang yang berjejer sana. Gemerlap cahayanya yang berkedap-kedip membuat mataku seperti tertutup-terbuka-tertutup-dan terbuka seterusnya. Sudah lama aku merindukan mereka untuk datang mengunjungiku lalu menyapa kepadaku di suatu malam tanpa sinar dewi rembulan yang dingin dan kaku.

Dan ia pun berkata kepadaku:

Kami adalah bintang yang senantiasa bersinar lebih terang dari cahaya diantara kegelapan yang sunyi ini. Bergandengan tangan bersama yang terikat oleh tali DNA ini akan menjadi tali yang terikat kuat. Bulan yang ada ditengah-tengah kami akan kami bantu dengan sinar kami. Dia akan menjadi lebih kuat daripada kami. Kami akan memanggil satu sama lain dan melangkah maju terus kedepan untuk mencari tempat yang akan kami kuasai, walaupun alur untuk kesana tak ada tanda-tanda. Bulan akan terus berharap dan percaya kepada kami bahwa kami pasti akan kesana dan berada disampingnya.


Aku percaya. Kata hati dewi rembulan.

Setidaknya, aku harus menyayangi dia. Aku harus menyemangati dan membantu para bintang untuk menyinari bulan yang hampir mati tanpa sinarnya yang redup sebelum bergantinya sang surya di pagi hari, lalu kegelapan itu diserap oleh cahaya yang bersinar terang benderang. Mereka yang telah menerangiku sekarang pada malam dingin ini. Bulan, kau sekarang tidak sendiri lagi. Mereka membutuhkan kau dan kau membutuhkan mereka juga. Kini, aku telah mempercayaimu, walaupun kau bergantung pada mereka dan sang surya. Bintang yang memancarkan sinarnya sendiri sebelumnya telahku percayai. Bintang yang hangat dan paling terang.

Semuanya, terima kasih. Terima kasih Tuhan. Bukan hanya para bintang yang menjadi kuat, mentari dan rembulan pun ikut kuat setelah mereka bertiga akan bersatu di hari kemudian. Sendiri-sendiri itu lemah tanpa adanya kerja keras diantara mereka bertiga, begitupun juga manusia. Kalian masih mengingatnya kan, semboyan negara kita ...

Bhineka Tunggal Ika!

Bintang bagai dewa bintang, sedangkan bulan bagai dewi rembulan. Mereka berdua berada diantara kedudukan yang tertinggi. Saat harinya tiba, mereka akan senantiasa melaksanakan pesta hari pernikahan yang indah, dihiasi oleh para komet yang memancarkan sinar bagai kembang api yang terbang bagai roket dan melepaskannya bagai bom di udara. Secepatnya mereka membuat sebuah tulisan dari sisa-sisa gas mereka yang terbuang, bertuliskan …

~I Love You!

Dibawahnya, manusia melihat mereka sedang bergembira menikmatinya. Kita juga menikmati mereka yang ada di atas sana walaupun kita para manusia tidak diundang olehnya dengan sepucuk surat melayang dibantu untuk terbang oleh angin syahdu.

Apa matamu melihatnya juga?


But let there be spaces in your togetherness and let the winds of the heavens dance between you. Love one another but make not a bond of love: let it rather be a moving sea between the shores of your souls.

Pic. from [here]

0 Komentar:

Posting Komentar