Besok Bakal Mati Lampu!?

gambar dari [sini]
Antara perasaan gugup, takut, dan penasaran sekarang bercampur aduk. Sekarang ini mungkin menjadi suatu cobaan bagi sekeluarga untuk menghadapi malam pertama (jangan mikir yang aneh-aneh ya?) dan sebuah tulisan terakhir-sementara. Tidak dijadikan draf yang selalu disimpan kemudian dikoreksi kembali untuk mendapatkan suatu mutu dari tulisan. Mungkin tulisan ini masih sebagai bahan baku makanan yang belum diolah dengan sempurna. Seperti daging (kebayang kan kalo dimakan mentah gitu?). Karena besok dari siang sampai malam bakal MATI LAMPU!!! Kenapa? Aku juga nggak tahu. Dilihat dari fakta, dikatakan bahwa sedang dalam perbaikan listrik kayaknya. Terlihat juga bahwa fakta ini beneran diumumkan. Mungkin hal ini direncanakan dengan matang. Percaya atau tidak, ini perkataan bapakku yang barusan bilang. "Besok dari jam tiga siang sampai jam sebelas malam balakan mati lampu. Duh, kebayang kan semua hal yang kita lakukan selalu berkaitan dengan listrik? Sementara listriknya tidur nyenyak dulu seenaknya. Apa kata mereka? Atau mungkin para ibu-ibu lagi stres karena kerjaan-nya di dapur belum kelar. "Duh, cucian piring belum selesai." (apa hubungannya sama listrik?), "Duh, cucian pakaian masih mentok di putaran." (kebayang kan kalo pakaian masih di dalam putaran, baru dijemur dengan pakaian yang masih banyak buihnya?), "Duh, nonton sinetron mati ditengah jalan lagi, padahal epic endingnya seru!." (wah, yang ini harus dihindari, ibu-ibu).

Mati lampu merupakan suatu kejadian yang terkadang datang tiba-tiba. Tiba-tiba juga lari terbirit-birit kembali ke tempat dimana kita berdiri sebelumnya. Seperti contohnya waktu saya mau ngambil hape di dalam kamar. Tau-tau mati lampu tiba-tiba. Mau gimanapun juga, dengan refleks saya lari terbirit-birit sambil teriak horror ke tempat semua keluarga ngumpul. Tau-tau di depan mata udah gelap. Waduh, jangan-jangan aku udah mati? (Hah?!).


Terus, apa jadinya kalo dirumah kalian sedang mati lampu? Apalagi telah ditetapkan dengan waktu yang telah dijanjikan? Pastinya kita bete setengah mati, bukan? Semua orang juga tahu kalo mati lampu itu urusannya ribet banget! Seperti halnya waktu kita nulis di blog nih. Tahu-tahu mati lampu. Dan tulisan yang kita tulis tersebut belum di-save dan tidak disimpan sebagai draf. Mungkin ini yang membuat kita hanya bisa menarik rambut dengan kedua tangan ke bawah dengan kuat sampai rambut itu putus. Sambil pasang muka kayak lagi beken dengan sekuat tenaga. Kan urusannya ribet tuh? Apalagi butuh waktu yang lama untuk recover kembali tulisan yang kalian tulis. Ya, tulis ulang kembali dengan ide-ide yang masih tersisa di kepala. Haha, sama-sama stres juga ya, antara ibu-ibu dengan kalian?

Hubungannya dengan tulisan juga ada pengalamannya dengan saya. Seperti salah satu contoh yang pertama kali terjadi selama saya suka nulis di blog dulu. Nggak tahunya di laptop lama yang udah sering mati dengan sendirinya, saya sempat mati rasa karena nggak bisa ngelakukan apa-apa untuk mengembalikan tulisan saya yang sempat tidak di simpan. Akunya panik. Sementara kakak malah santai-santai aja selama aku curhat (sempat-sempatnya). Tapi, untung saja, setelah menyalakan kembali laptopnya dan melihat daftar entri blog kembali, ada sebuah draft paling atas yang tersimpan. Syukurlah! Tapi hanya sebagian saja dari yang saya tulis. Tidak apa-apa, lanjutkan saja. Kata saya waktu itu.

Jadi, begini ceritanya. Dengan gaya tulisan ala penulis pemula. Dengan pos yang berjudul: "Terima Kasih, Bay! :)", disitu dikisahkan tentang seorang lelaki (aku sendiri) yang perhatian kepada salah satu teman perempuannya. Ia sepertinya diganggu karena sebelumnya hanya main-mainan dengan teman laki-laki saja. Nggak tahunya dia nangis merona. Betapa nggak teganya kita melihat sesosok gadis menangis seperti itu. Apalagi kalo kita melihatnya saja, dengan refleks kita langsung memeluknya dengan erat dan hangat. Karena rasa hangat yang dirasakannya itulah akan membuat dia menangis menjadi-jadi karena ada suatu hal yang disesalinya. Mungkin karena itu. Tapi, saya tidak melakukannya, sama sekali tidak pernah seumur hidup. Karena dia ini mantannya dia (maaf, saya tidak bisa menyebutkan namanya, karena terlalu berbahaya untuk disebutkan). Ya, demi melindungi privasinya agar terhindar dari permasalahan dan perselisihan. Ya, saya tidak melakukan hal brutal seperti itu, apalagi di depan banyak orang. Dalam hati mereka berkata sambil menutup mulut dengan satu tangan dan terkejut: "Whooaa! Romantis banget!" Mungkin ini untuk orang lebay yang belum tahu arti cinta. Tapi bagi sebagian orang yang belum tahu arti cinta juga, hal ini akan disingkirkan dan dikucilkan dari kehidupan, seolah-olah kita kita ini dianggap nggak ada. Apalagi jika mereka berkata dalam hati: "Tidak SOPAN!" Dengan muka dipasang cuek. Betapa rusaknya hati kita, jika kita mendengarnya. Jika ada hal seperti itu. Kita harusnya berkata: "Kamu lebih tidak sopan lagi, Muka dipasang cuek seperti orang sombong begitu!" Tapi hal ini tidak seharusnya dilakukan jika berhadapan dengan orang yang lebih tua daripada kita. Hal ini dilakukan untuk orang seumuran kita aja yang sok-sok tahu itu.

Kita kembali lagi ke kisah antara aku dan dia. Sebenarnya tidak ada hubungan lebih. Hanya sebuah pertemanan. Ingat, tidak kurang, tidak lebih. Ceritanya, aku langsung memberikan selembar tisu untuk mengusap air matanya. Dari sini, sebuah tanda. Oh, so romantic! Ada bagian lain, aku tidak mengusap air matanya dengan tanganku sendiri, tapi hanya tangannya sendiri. Jadi, mohon maaf, tidak ada hal romantis dibagian ini. Makanya, jangan cepat menyimpulkan, dong. Lanjut. Lalu semua-nya berteriak: "Chiieeee...! Bayu!" Duh, duh, duh. Nggak seharusnya jadi seperti ini. Karena nggak ada kaitannya dengan cinta.

Nah, dibagian sininya nih, ada sedikit romantic-nya. Pada saat semua murid pulang karena jam pelajaran sudah berakhir. Di tengah-tengah jalan. Aku berjalan di sampingnya. Lalu dengan pedenya, dia mengucapkan: "Terima kasih ya, Bay!" Aku hanya bisa membalasnya dengan anggukan sambil bergumam sebagai pertanda bahwa aku bilang "Iya." Tidak ada kedua pipi yang merona. Hanya berupa senyuman yang disembunyikan. Tidak juga rahasia.

Ya. Mungkin kalian berpendapat, bahwa kisah tersebut tidak ada love-love-nya. Tapi, coba lihat gambar dibawah ini. Kenapa ada label yang bertuliskan "love?"
jawabannya mungkin karena adanya gangguan pada suatu sistem, 
sehingga memungkinkan hal tersebut terjadi secara alami
"Makasih untuk kisah nostalgianya! Kami harap untuk melanjutkan kisah mati lampunya."
"O, iya. Oke."
"Tapi langsung to the point aja ya!"
"Oh, oke oke! Udah nggak sabar ya?"
"Iya."

Maaf, ya. Karena kalian mau tulisan ini langsung to the point-nya dan tidak mau membaca kisah nostalgianya lebih lanjut, ya sampai disini saja (memang susah sampai disitu saja). Untuk lebih mengetahui kisahnya lebih lanjut. Telusuri saja arsipnya, ya! Atau mencarinya dengan mesin perncari dengan judul yang sudah diberitahukan.

.....

Katanya sih ini sebuah bukti dari PLN sana. Bahwa mati lampu akan dilaksanakan dari jam tiga sampai jam sebelas malam. Kebayang kan, kegiatan apa saja yang kita lakukan selama nggak ada satupun listrik yang menyala? Kegiatan yang kita lakukan paling-paling hanya baca buku, main hape (apalagi game), ngebantuin ibu masak, dan yang lainnya. Tahu gak? Begitupun dengan saya, BETE BANGET!!!

Apalagi, ibuku yang terlalu memaksakan kegiatannya di dapur, sehingga ibu jarinya secara tidak sengaja tersayat dengan pisau cutter. Terlalu tajam untuk disayat, sehingga ibu jarinya terkena luka dalam. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Waktu itu dia ingin memotong kentang dan wortel yang sekian banyaknya dikupas dan dicuci di dalam baskom yang sudah berisi air sebelum dipotong menjadi beberapa bagian demi pesanan temannya. Nggak tahunya, saat ia sedang memotong dengan fokusnya, seorang saudaranya dari Tenggarong menelepon. Dan orang diseberang ini memaksa untuk menelepon lebih lama. Jadilah ibu menyerah karena dari tadi terus dibilang, bahwa ia sedang sibuk. Nggak tahunya, tiba-tiba hal yang tidak seharusnya terjadi malah terjadi.

Jadi, begitulah sebuah sepotong antara kisah bete, cinta, dan duka. Semua ini erat kaitannya dengan cerita. Jadi, mohon maaf ya semuanya! Karena tulisan ini sementara di pos-kan dalam keadaan mendesak, jadi sementara masih mentah. Mungkin besok-nya lagi bisa dikoreksi dengan baik. Karena, belum tahu kapan internet ini gangguan lagi meskipun belum masuk ke jam mati lampunya. Sekedar untuk jaga-jaga. Makanya saya nulis diwaktu malam ini. Karena besok mungkin saja berubah tidak sesuai dengan keinginan.

Buat jaga-jaga juga, bapak menyuruh saya untuk mengisi baterai lampu cas supaya tahan lama selama di hari itu mati lampu.

Besoknya kemudian...

Lihatlah, kawan. Setelah mempersiapkan segalanya dengan matang, tinggal nunggu menghadapi kenyataan. Sesaat kemudian tidak berubah sekejap mata. Segala dihadapan saya tidak ada yang berubah ternyata. Dan lihat, apa yang terjadi? Lampu masih menyala dengan terangnya. Betapa bahagianya seorang diri yang tidak menyukai gelap ini. Sudah dari kemarin ia tidak menginginkannya. Berharap menghalau kenyataan. Ternyata, Tuhan menjawab permohonan sang adik saya yang semalam kemudian berharap agar tidak mati lampu sebelum giliran kita. Dan, sekali lagi, apa yang Anda lihat? Tidak ada yang berubah. Lampu yang sudah lama diisi baterainya selama listrik masih menyala pun tidak berarti untuk hari ini. Apalagi ada yang baru dibeli satu. Ya, untuk hari ini. Baru hari pertama. Kita tunggu bagaimana hari esok?

signature [Bayu] photo Untitled_zps70b3a14f.png

3 Komentar:

Kironase mengatakan...

Iya tuh, mati lampu emang nyebelin. Masih mending kalau udah dikasih tahu mau mati lampu, di rumahku lebih sering mati tiba-tiba -_-
Kalo mati lampu, paling enak sih tidur, supaya waktu bangun lampunya nyala :D
Gaya penulisannya beda nih, tapi tetap keren kok. Keep writing :)

nyunyuk mengatakan...

Ya. Thank's Kiro. Memang beda sih, soalnya sesuai dengan jenis entrinya. Karena bukan jenis cerpen, jadi gaya panulisannya kayak cerita-cerita sama teman. hh.

Unknown mengatakan...

ehh,, anu. aku mau ngasih tau. kalau sebenarnya ada mesin pencuci piring. itu sih kalau diluar negeri bru nongol. itu gara-gara aku pernah lihat di iklan nya mesin yang kayak tabung. kalo dibilang sih kayak mixer. kalau dinyut-nyut, langsung berputar kayak mixer drumah. itu iklannya orang barat mungkin aku pernah lihat sih. (Hei, apa-apaan ini?). cukup lucu kok. :)

Posting Komentar