Belum puasnya kita liburan lebih dari dua bulan itu. Seperti suatu hal yang tak pernah saya bayangkan dan tidak pernah saya duga akan terjadi. Liburan kenaikan kelas, ditambah setengah liburan di bulan puasa kemarin, plus-nya sama liburan lebaran (karena mudik untuk semua sisiwa di sekolah). Dimulai dari bulan Juli - Agustus. Seperti nggak lengkap kalo nggak bebas makan - minum di liburan bulan puasa itu. Mau ditambah liburnya di waktu setelah lebaran itu. Nggak tahu lagi di mana jejak - jejak sandalku yang hilang dua-duanya di masjid itu setelah shalat Tarawih di masjid bersamaan dengan kakakku. Kembali ke waktu bulan puasa aja ya!? Jadi, waktu itu beneran sandal aku dan kakakku itu hilang sepasang di jejeran sandal-sandal orang lain. Selalu hilang di malam hari. Untung nggak bajunya yang ilang. Gregetan baget sama maling yang nyuri sandal buat dimakan untuk bekalnya pada waktu buka besok karena nggak ada uang untuk beli es buah di warung yang dekat dengan toko mainan itu. Padahal sandal-sandalnya pada jelek-jelek. Itulah kenapa mata mereka sudah nggak jeli lagi. Karena di malam hari, rusak-robek-karatnya kayak nggak keliatan, jadinya keliatan kinclong di mata mereka. Gregetan banget sama maling yang nyuri sandal itu, pengen rasanya mau bacain surat Yasin (Nggak hafal, panggil orang pintar aja) biar panas. Belum puas juga!? Tenang, tenang Bayu. Rileks aja! Aku tahu, kalian juga ngerasa pernah dihilangin sandalnya dari para tangan jahil itu. Tapi, rasanya aneh kalo dibiarin begitu aja, aneh juga kalo kita jalan mau pulang ke rumah nggak pake sandal, jadi keliatan kayak orang gila (untung bajunya nggak robek-robek). Rasanya nggak mau kena sama beginian. Pasrah nggak tahu harus ngapain.
Untungnya kakak nunggu aku di dekat pagar masjid, kita berdua nunggu bapak untuk pulang naik motornya, sementara mamak jalan kaki aja, motor cuman dibawa satu. Kita mau pergi ke masjid untuk shalat Tarawih memang nggak naik motor, kecuali di hari-hari biasa. Yang untung cuman bapak sama mamak aja tuh sandalnya nggak hilang. Pyuuhhh ~ Selamat ya kita kk! Kalo nggak ada motor dari bapak bisa dibilang kayak orang gila jalan nggak pake alas kaki. Kya ~ Kakiku keinjek batu. Duh, kepikiran kayak gini lagi.
Liburan mudik itu berlangsung di kampung, Tenggarong. Mungkin sudah satu minggu disana. Dan setelah lebaran tiba, akhirnya aku memakai baju baru berwarna hitam yang dibeli dari toko temannya mamakku. Kebetulan dia jual baju dan kue. Katanya sih, kuenya belum dibuat. Kalian tahu nggak? ibuku juga sering buat kue untuk temannya yang pesan lho! Kadang aku ngebantuin dia kalo wakunya sibuk dan tenaganya sudah terkuras sejak tadi pagi ia beraktifitas. Itu cuman berlaku di hari biasa. Kue brownies sempat dibuat pertama kalinya di malam sebelum sekeluarga berangkat ke Tenggarong. Belum nyoba rasa kuenya sih, penasaran. Ada original sama keju yang dibuat. Cuman pengen makan yang original aja sih. Sekalian aja dibuat, kan untuk sekeluarga juga kata ibuku.
Ternyata, rasanya lumayan enak. Kue yang dikukus ini ternyata enak! Langsung suka! Saking setelah lebaran nya itu aku makan berkali-kali sampai nggak ngerasa lama-kelamaan loyang yang tidak berisi pun dibiarkan di kulkas. Yaaa! Sudah lah, masak nggak puas-puas. Lain kali mamak buatkan.
Kucing kakekku yang bernama Mboi sudah melahirkan!!! Anak kucingnya pada lucu semua, ditambah bulunya yang bercorak hitam-putih (ada maklotong sendiri) kayak sapi jadi bagus. Setiap hari disana tuh aku mainin terus sama mereka yang lagi bangun, kadang juga ku mainin waktu mereka tidur dan ada ibunya yang lagi nyusui anak-anaknya. Hidungnya tetap dingin aja, enak tuh kalo dipence-pencet terus.
Ya, aku make baju baru. Walaupun hampir semuanya baru, tapi sandal tetap dulu. Kasih tips aja deh, kalo kalian ke masjid mau shalat di bulan puasa ini, pake sandal jepit aja, walaupun sandal itu menjadi titik perhatian kayak iklan-iklan di TV itu. Cuman mamerin sandal sama kakinya yang mulus. Hahaha ... Kalo kalian nggak nurut, alhasil jadi kayak kejadian aku sama kakakku di masjid itu (itu kita make sandal jepit udah buruk!). Pokoknya gitulah. Hati-hati aja. Kalo mau ngilangin rasa was-was kalian sewaktu shalat, mendingan batalkan niatnya aja untuk ngeronda sandal kalian. Hihihi ... (Ketawa setan kuntilanak cekikikan).
Aku sama bapakku udah janjian kalo kita bakal pagi-pagi jam tujuh ke masjid duluan, biar kakak, adek, dan mamak entar nyusul, kenapa? Klik aja [disini]
..........
THR dapat Rp. 80.000,- Puasa tutup. Alhamdulillah, lumayanlah walaupun nggak sampai 100ribu-an yang penting rezeki dapat. Untung nggak dapat Tendangan Hari Raya dari kakakku yang dapat cuman uang aja. Dapat juga maafnya.
Aku nggak tahu lagi harus menulis sampai mana, perasaan waktu aku nulis tulisan ini lagi nggak konsen, nggak tenang, lagi error kali ya sampai nggak tahu harus mikir apa lagi. Berhenti sejenak untuk tidak melakukan apa-apa pun tetap ide tidak mau keluar. Ada lagi cerita singkat di Bontang saat liburan di Tenggarong sudah habis, kucingku yang bernama Kitty (kucing anggora) sudah dibawa pulang ke rumah oleh tanteku yang udah ngerawat dia di rumahnya lalu dikawinin sama kucingnya, moga-moga dapet anak anggora yang cantik dan ganteng biar bisa ngewarisi dari salah satu anak kucingku ganteng yang sebelumnya meninggal. Pengen tahu? Klik [disini]. Terus dapet THR tambahan dari om-ku waktu keluarga kecil datang makan-makan ke rumahku. Kitty yang hina karena lupa sama anaknya yang kini tumbuh besar, Juga ketika ia tidur di tempat tidurku malam itu. Kepalanya terbaring di atas bantal dan tidur seperti manusia pada umumnya. Bisa dibayangin kan? Itu karena sewaktu ia nginap di rumah om-ku, sering diajak tidur disampingnya. Dikarenakan mereke penyuka kucing.
@BayuID_
0 Komentar:
Posting Komentar