Sudah lama sejak cinta masa lalu itu akan terbelah dan terpisah dari jarak saat kita mengikat janji bahwa kita berdua akan selamanya bersama seperti bunga yang sudah lama kita tunggu kemekarannya sampai pertanda bahwa ketika saat mekar, kebersamaan itu tidak akan layu dari tiap helai pelepah bunga yang terlepas dari kelopaknya dan jatuh mengering, terkikis saat air laut membawanya ke dalam butiran-butiran yang terhempas oleh kibasan angin laut itu. Ketika paus yang terjerat di pesisir pantai, ia menunggu lebih lama kepada air dan berharap ia akan bersemi kembali ketika ia berhasil terpisah dari pasir. Air laut membawanya pergi bersama dan hidup berdampingan, semua kesuraman itu seolah pudar dari ingatan paus yang hampir sekarat terjerat oleh pasir pada saat itu.
Aku berbicara tentang harapan. Masa lalu yang akan terulang kembali sebanyak tiga kali. Sebuah Deja Vu akan menjadi kenyataan. Bukan lagi perpisahan yang dianggap tidak bisa hidup kembali seperti helaian daun yang jatuh sebelum mengering akan tumbuh bunga bagai biji di atas ladang tandus saat semuanya telah berakhir. Hidup akan kembali ketika kita bertemu ditengah-tengah bunga bermekaran. Padang pasir tempat kita berpijak akan menjadi tempat kita berteduh ketika hal itu akan tercapai. Hal yang membuat semuanya teringat. Hal yang membuat semuanya datang. Hal yang membuat sasuatu menjadi ada. Apa itu?
Sebuah pilar yang memisahkan kita dan menjadi penghalang buat kita. Membawa harapan untuk kembali kepada masa lalu untuk merubah waktu yang sudah terlanjur diperbuat ini ke waktu awal. Mungkin sebagaimana untuk kembali ke masa lalu, takdir di masa depan akan berubah. Sangat sulit diperkirakan, kemungkinan kita akan sia-sia ke sana. Sebaiknya, jalanilah apa adanya, karena ini hidup, kita harus terima. Suatu saat takdir akan berubah ketika Allah berkehendak. Hidup yang berbatas kekuatan, lenyap ketika habis, lenyap ketika mengering. Seperti di padang pasir itu. Hidup ditengah-tengah hamparan butiran pasir, angin selalu menghembus lembut. Biarkan ia membawa berita dan perintah bahagia.
Ketika pagi berganti siang ...
Ketika siang berganti senja ...
Ketika senja berganti malam ...
Semua itu akan terus terulang kembali walaupun angka-angka terus berubah selalu berbeda. Tapi suatu hari itu, merupakan hal yang menyenangkan. Suatu hari dimana kehangatan itu telah datang, membawa matahari mencapai batas sinarnya. Ketika ia telah bersujud, ketika ia mulai meredup di langit petang itu, dan ketika cahyanya telah sirna. Sinarnya yang masih tersisa membuat kita harus memanfaatkan waktu itu sebelum siang akan berakhir dan berganti malam yang gelap gulita, hanya ditemani seekor bulan tanpa sinar membawa kedinginan yang kaku. Walau berharap setitik cahaya masih ada, tetap akan tiada juga. Biarkan matahari ini kan terus berdiri di atas langit. Biarkan ia bersinar terlalu silau. Biarkan (mata)hari ini melihatnya. Biarkan hari selalu menetap. Aku tidak mau menetap di hari esok lagi. Tapi apa daya, langit di hari yang selalu berubah warnanya seakan sebuah alur perjalanan kita terus berubah.
Ketika sunset di cakrawala telah memancar. Ketika matahari membawa kehangatan yang sedikit. Ketika warna langit menjadi orange kemerahan. Ketika burung bermain bersama. Ketika matahari dibalik awan tidak sembunyi lagi. Ketika Hari ini berakhir. Ketika malam telah menjemput kita. Kita bertemu di antara hubungan itu. Membawa kesedihan yang hangat di senja hari itu. Warna kuningnya masih terlihat walau pun hanya sedikit. Kini, mekarlah wahai bunga! Bersemilah kembali paus! Tumbuhlah kau rumput! Basahlah pasir kering! Kembali segarlah helai bunga! Tumbuhlah kau! Jangan ragu! Nikmatilah hari ini! Masih ada kenikmatan yang ditunggu-tunggu di esok hari. Banyak daun yang terbelai-belai oleh angin. Membawa kerindangan pohon ketika lebat daunnya.
Aku tidak mau hari esok telah datang, aku masih banyak ingin melakukan sesuatu di hari ini. Masih banyak kisah kita bersama yang ditunggu-tunggu. Dan masih banyak keajaiban yang akan datang ...
#nowplaying: JKT48 - "Yuhii Wo Miteiru Ka?"
Seperti apa hari ini yang telah dilewati
Pasti terpikir saat di jalan pulang
Meski ada hal sedih, ataupun hal yang memberatkan
Tak apa asal yang bahagia lebih banyak
Karena tidak mau membuat keluarga dan teman
Dan orang di sekitar jadi khawatir
Kau paksakan tersenyum
Dan membuat kebohongan sedikit
Janganlah kau pendam semuanya di dalam hati...
Merasakan angin di saat musim berganti
Dan menyadari bunga di sebelah kaki
Jika dapat mensyukuri keberadaan kecil itu
Kita dapat rasakan kebahagiaan
Reff 1
Apakah kau melihat langit mentari senja?
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah,
Yeas!
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang
Kau bergegas di jalan pulang seorang diri
Kenapa tidak hargai dirimu sedikit lagi yuk!
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri
Hubungan antar manusia memang merepotkan
Tapi kita tak bisa hidup sendiri
Setiap manusia merupakan makhluk yang lemah
Kita haruslah hidup saling membantu
Dan kadang-kadang keluar ucapan kasar
Tak sengaja menginjak kaki seseorang
Atau salah paham berbagai hal yang terjadi
Tetapi selalu penuh harapan
Reff 2
Apakah kau melihat langit mentari senja?
Mengajar untuk menerima saat ini dan terus maju
Dan bila kehilangan sesuatu
Pastilah suatu saat nanti hal itu akan tercapai
Langit hitam mulai berubah menjadi gelap
Di hias oleh titik garis yang terbentuk dari bintang-bintang
Sampai hari esok tibalah nanti
Lihatlah mimpi seperti dirimu sendiri
Back To Reff 1
Apakah kau melihat langit mentari senja?
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah,
Yeas!
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang
Kau bergegas di jalan pulang seorang diri
Kenapa tidak hargai dirimu sedikit lagi yuk!
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri... [Sumber]
0 Komentar:
Posting Komentar