Embun Pagi

Waktu di Tenggarong kemarin, dan sambil jalan ke kebun yang jauh dari tempat tinggal kakekku, karna itu, aku dan om ku pergi ke sana, karena buah Rambutan sudah siap di ambil alias panen. Di dalam hati, waktu pagi, dinginnya udara itu, ku terdiam. Terlintas di kepalaku untuk membuat puisi tentang keindahan alam waktu pagi yang sejuk itu dalam perjalanan menaiki kendaraan motor. Gara-gara dulu ada tugas membuat puisi di sekolah pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, jadi gini deh hasilnya. Dan kejadian ini juga terjadi waktu pulang ke Bontang. Waahh... Indahnya puisi... #Maaf, puisi ini nggak bermutu... Mohon nggak usah di baca.

Pic. from [here]
Di pagi ini
Ku berangkat ke kebun
Udara, dan embun mengembara
Sepoi-sepoi menghampiriku
Dingin menusuk tubuhku
Spontan aku tak bisa bergerak
Aku hanya terdiam
Terdiam seperti batu
Kaku seperti kayu

Embun-embun di daun
Menyatu menjadi satu 
Menetes-netes melewati tulang daun 
Plug... Plug... Plug 
Seperti halnya orang menangis
Tak bisa mengusap air matanya 
Hingga jatuh ke bawah 
Terserap oleh tanah kering

Kabut itu
Menghambat pandanganku
Menyelimuti pemandangan
Melintasi jalan sepi ini

0 Komentar:

Posting Komentar