Rezeki!

Alhamdulillah, tiba-tiba saja, aku mendapatkan rezeki dari guru. Ceritanya begini.
     
Waktu nanya-nanyak kakak kelas yang dulu ikut lomba cerdas cermat di SDN Vidatra. Bercakapan pun berakhir, setelah kami bubar, eh, dia manggil aku lagi, dan menyuruh kita untuk pergi ke ruang TU (Tata Usaha). Naah, disitulah kejadian dimulai. Karena kami yang ikut lomba poster tentang Narkoba mendapatkan juara ke-3. Setelah beberapa hari nggak dapat hadiahnya, dan hari Senin itulah, kami dapat rezeki. Dikasih uang 2 juta lebih dan 1 juta lebih. Waaaww...
     
Uang 2 Juta lebih itu dibentuk dalam sebuah amplop putih panjang, isinya nggak keliatan. Sedangkan uang 1 juta lebih sama.
     
Kami semua itu, ingin uang tersebut dibagi rata, rencana tersebut disepakati oleh guru. Jadinya, ibu meminta uang 2 juta saja yang dibagi secara merata. Menurut guru sih, uang Rp. 100.000,- untuk lomba cerdas cermat, sedangkan untuk uang Rp. 200.000,- untuk lomba poster narkoba. Jadinya, yang lomba cerdas cermat malah seperti ngambek. Hahaha..
Sementara uang 1 Juta itu kata guru untuk pembangunan sekolah aja.
     
Karena aku ikut lomba poster narkoba, untunglah, aku dapat uang Rp. 200.000,- aku senang sekali. Aku ucapkan Alhamdulillah dalam hati, dan terdahulu bilang terima kasih ke guru yang sudah memberikan semua teman kami dengan sejumlah uang yang sangat berarti bagi kami. Thank's teacher !
     
Uang tersebut aku simpan di saku sampai rumah. Aku berpikir, kalo aku simpan di tas, diantara selipan buku, di berbagai kantong tas. Malah akan hilag secepatnya, karena mudah dicari. Jadi, aku sepakat untuk simpan di saku aja.
     
Uang itu, masih kupikir untuk beli apa yah? Maunya sih, buku novel. Yap, aku suka buku novel. Ceritanya menghibur dan menarik untuk dibaca. Yang pasti beli di Ensiklopedi lagi. 
     
Setelah pulang dari sekolah, aku sempat mengucapkan, bahwa aku dapat rezeki dari Tuhan. Ibuku pas jemput aku sampai ke rumah, eh ibuku ngomong-ngomong nggak ada habisnya sama tetangga sebelah namanya Buk De’.
     
Akhirnya, aku memberanikan diri untuk ngomong.
     
“Mak, Bayu ada dapat rezeki.” 
“Rezeki apa, nak?” Tanya ibuku.
“Uang mak, Bayu dapat uang Rp. 200.000,- di sekolah!”
     
Lalu, aku mengatakan juga tentang asalnya mendapatkan rezeki itu.
     
Mendengar itu, ibuku merasa senang, anaknya dapat rezeki. Alhandulillah… Ibuku langsung memelukku, aku malu, masak laki-laki dipeluk sama ibuknya, mungkin wajar yah? Anak tersayang.
     
Ibuku baru saja mengucapkan “Ibu sekarang nggak kecewa” Maksudnya apa yah? Dari kata-kata ibuku tadi, entah apa yang ia pikirkan.
     
Tadi sore, ibuku mau minjam uang ku yang aku dapat rezeki tadi.  SEMUANYA!, yap semuanya, karena ada urusan yasinan ibuku. Katanya sih, mau dibeliin baju-baju buat semua pengajian ibuku. Dan juga, tambahan uang Rp. 100.000,-. Itu adalah uang kakku, ibuku minjam uang kakakku. Katanya, ia menyuruhku untuk segera bilang, bahwa ibuku minjam uangnya kakku dan nanti akan diganti dengan uang baru.
     
Kakakku lagi tidur, oleh karena itu, ibuku menyuruhku untuk mengingatkannya kalo kakakku nanti bangun.
     
“Iya, mak!” Jawabku.

............................................................................................................

Sorenya, ibuku mengganti uang punyaku, yang ibuku pinjam tadi. Katanya, uang ganti itu hasil dari ibuku dapat arisan. Dan juga uang kakku diganti pula.
     
Jadi, malam ini. Aku ditemani sama kakakku untuk pergi ke Ensiklopedi. Terus aku bawa uang tadi, aku bawa Rp. 100.000,- aja.

Pic. from [here]

0 Komentar:

Posting Komentar